Kamis 02 Nov 2017 02:15 WIB

UGM Luncurkan Buku Sejarah Fakultas Kedokteran

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Talkshow dan bedah buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di Ruang Theatre Gedung Perpustakaan FK UGM. Bedah buku dihadiri Dekan FK UGM Ova Emilia, peneliti kesehatan Yodi Mahendradhata, sejarahwan Baha'uddin, dan pelaku sejarah Soenarto Sastrowijoto, Rabu (1/11).
Foto: Wahyu Suryana/REPUBLIKA
Talkshow dan bedah buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di Ruang Theatre Gedung Perpustakaan FK UGM. Bedah buku dihadiri Dekan FK UGM Ova Emilia, peneliti kesehatan Yodi Mahendradhata, sejarahwan Baha'uddin, dan pelaku sejarah Soenarto Sastrowijoto, Rabu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Buku bertajuk Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada  (FK UGM) akhirnya diluncurkan. Buku berisikan sembilan bab dengan total 714 halaman tersebut coba merangkum perjalanan sekaligus perjuangan panjang FK UGM.

Peluncuran ditandai bedah buku yang menghadirkan Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Ova Emilia, yang merupakan inisiator sekaligus penulis utama. Hadir pula salah satu pelaku sejarah Prof Soenarto Sastrowijoto, sejarahwan dari FIB UGM Baha'uddin serta Yodi Mahendradhata selaku peneliti kesehatan masyarakat.

 

Dalam paparannya, Ova sebagai penulis utama menekankan, sangat penting mengenal sejarah demi bisa merancang langkah-langkah masa depan. Karenanya, proses untuk membuat buku memang terbilang panjang, melibatkan ahli-ahli sejarah dengan satu motivasi yaitu memahami asal muasal Fakultas Kedokteran.

 

"FK UGM ini berdiri dengan suatu perjuangan luar biasa yang belum semua orang memahaminya," kata Ova di Ruang Teater Gedung Perpustakaan FK UGM, Rabu (1/11).

 

Dalam penulisan, banyak sumber-sumber yang digunakan seperti buku-buku sejarah yang sudah diluncurkan FK UGM puluhan tahun lalu. Tujuannya, agar pembaca dapat semakin mengapresiasi profesi mulia dokter, melalui pemahaman atas perjuangan yang terjadi untuk mendirikan institusi pendidiknnya di Indonesia.

 

Melibatkan peneliti UGM Julianto Ibrahim, yang menelusuri langsung arsip-arsip nasional. Karenanya, Ova menyebut, buku sejarah ini bisa dibilang kompilasi dari berbagai sumber, yang selain memuat sejarah FK UGM, memunculkan proses kehadiran pendidikan kedokteran di Indonesia.

 

"Ini sekaligus milestone karena kita ingin membuat museum sejarah FK UGM," ujar Ova.

 

Selain itu, buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, turut menampilkan harapan-harapan atas peran FK UGM setidaknya 50 tahu ke depan. Maka itu, hadir peneliti kesehatan masyarakat, Yodi Mahendradhata, yang menekankan jika memang sudah harus dipikirkan seperti apa FK UGM di masa depan.

 

Terlebih, lanjut Yodi, ada tantangan langsung Presiden Joko Widodo, untuk dapat memaparkan seperti apa wajah FK UGM saat Indonesia memperingati hari ulang tahun ke-100 pada 2045 nanti. Karenanya, masa depan FK UGM secara institusi yang lebih banyak diekstrapolasi.

 

"Kita harus tetap open minded, tapi tidak ikut saja (Barat dan Eropa), ke depan posisi itu yang harus dipertahankan, sebab local wisdom semakin banyak kita butuhkan," kata Yodi.

 

Buku Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sendiri memang baru dicetak beberapa eksemplar saja. Nantinya, buku ini memang akan dicetak lebih banyak, dan akan dibagikan ke masing-masing departemen di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement