REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali akan memberikan gelar kepahlawan untuk sosok yang dianggap memberikan pengabdian bagi bangsa dan negara. Tahun ini gelar kepahlawanan akan diberikan bagi mereka yang berada di luar pulau Jawa.
Wakil Ketua Dewan Gelar Jimly Asshiddiqie mengatakan, selama ini memang penganugerahan gelar pahlawan masih didominasi sosok dari Pulau Jawa. Untuk itu penganugerahan tahun 2017 akan diberikan bagi mereka yang berada di luar Jawa.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyadari hal tersebut. Banyak provinsi di Indonesia yang bahkan belum ada sosok yang diberikan gelar pahlawan. Padahal dari masing-masing daerah sudah pasti memiliki pahlawan yang patut dijadikan sebagai pahlawan nasional.
"Ini menjadi bahan pertimbangan. Apalagi banyak provinsi baru. Kalau usulan dari Aceh sampai ke Kalimantan ada semua," kata Jimly usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Kamis (26/10).
Jimly menuturkan, dari masukan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) melalui Kementerian Sosial terdapat sembilan nama yang diusulkan. Namun, setelah dikaji pemberiaan gelar ini tidak akan dilakukan untuk kesembilan pahlawan tersebut. Kemungkinan hany akan ada tiga nama yang diberikan gelar tahun ini. Sisanya akan diberikan pada tahun depan dan seterusnya.
Untuk mendaptkan gelar kepahlawanan, Jimly menyebut hal tersebut sangat sulit. Banyak pertimbangan yang harus dijalankan, tak terkecuali untuk seorang Presiden.
Sejauh ini nama dua Presiden selalu didengungkan untuk mendapat gelar kepahlawanan. Namun, karena sejumlah pihak menilai bahwa hal tersebut belum pantas sehingga pemberian masih menunggu waktu dan kajian yang tepat.