Senin 23 Oct 2017 16:09 WIB

Wiranto: Parpol Cenderung Usung Calon Populis di Pilkada

Rep: Santi Sopia/ Red: Bayu Hermawan
 Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto memberikan paparannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, Di Hotel Kartika Candra, Jakarta, Senin (23/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto memberikan paparannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, Di Hotel Kartika Candra, Jakarta, Senin (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto mengakui ada kecenderungan partai politik (Parpol) yang mengusung calon pemimpin daerah yang memiliki popularitas ketimbang berkompeten. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari obsesi Parpol untuk memenangkan pertarungan Pilkada.

Menurut Wiranto, Parpol tentu mau menampilkan calon-calon yang baik, tetapi Parpol juga punya obsesi untuk menang. Ia mengatakan, terkadang inil bertabrakan.

"Kadang-kadang karena ingin menang, lebih mengusung tokoh populis ketimbang tokoh yang punya kompetensi tinggi. Saya bicara karena mantan pimpinan Parpol," kata Wiranto saat memberikan pengarahan pada Rakornas persiapan Pilkada 2018 di Jakarta, Senin (23/10).

Wiranto mengatakan fenomena tersebut tidak bisa dibantah dan dihindari. Di satu sisi, Parpol berperan merekrut, menyeleksi calon-calon pemimpin rakyat untuk masuk pertandingan tingkat daerah maupun nasional. Yang menentukan pemimpin itu baik atau tidak untuk rakyat, kata dia, adalah Parpol. Namun seringkali obsesi ingin menang itulah yang mengalahkan idealisme untuk menghadirkan pemimpin berkompeten bagi rakyat.

"Nah ini problem. Ketika kalah, (calon) hilang kan dari peredaran, sehingga harus menang. Mempilkadakan calon-calon yang punya popularitas, maka kemenangan di tangan walaupun misalnya kompetensi jadi pemimpin sangat rendah," ujarnya.

Persoalah obsesi ingin menang inilah menurut Wiranto yanh menjadi masalah. Dia enggan menyebut golongan Parpol mana yang memiliki kecenderungan seperti itu. Hanya, mantan Panglima ABRI itu mengingatkan bahwa masalah ini harus dihadapi bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement