Rabu 18 Oct 2017 14:38 WIB

Penyakit Bersumber dari Lingkungan Masih Tinggi di Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Penderita diare di sebuah rumah sakit (ilustrasi)
Foto: IMAM BUDI UTOMO / REPUBLIKA
Penderita diare di sebuah rumah sakit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Penyakit yang bersumber dari lingkungan di Kota Sukabumi dinilai masih cukup tinggi. Sebabnya, akibat dari masih kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sebagian kalangan masyarakat. "Penyakit yang bersumber dari lingkungan sangat tinggi sekitar 45 persen," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Suprapto kepada wartawan Rabu (18/10).

Hal ini disampaikannya selepas peringatan hari cuci tangan sedunia dan sikat gigi bersama tingkat Kota Sukabumi di SDN Sukakarya 2 Kecamatan Warudoyong yang dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Salah satu perilaku lingkungan yang perlu ditingkatkan kata Suprapto, yakni cuci tangan pada saat sebelum makan dan menggosok gigi dengan benar. Pasalnya, kuman biasanya paling banyak berada pada bagian tangan dan mulut.

Bila tangan dan mulut bersih, Suprapto mengatakan, maka kesehatan akan terdukung dengan baik. Sebaliknya lanjut dia bila tidak terjaga maka akan menyebabkan penyakit menular dari bakteri seperti diare dan sakit perut.

Suprapto mengungkapkan, penyakit diare bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kematian. Terutama pada balita yang tubuhnya terdiri atas air sekitar 80 persen sementara dewasa hanya 60 persen. Sehingga bila balita diare maka akan berpotensi menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.

Oleh karena itu ujar Suprapto, pada momen hari kesehatan nasional (HKN) ini pemerintah mengambil tema keluarga sehat. Di mana, pemkot mendorong pencapaian indikator PHBS rumah tangga salah satunya mencuci tangan pakai sabun dan menggosok gigi dengan benar.

Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, angka kematian yang disebabkan kurangnya kesehatan dan kebersihan lingkungan masyarakat masih tinggi. Dia mengatakan, sosialisasi gerakan masyarakat sehat belum menyentuh sampai ke anak-anak. Makanya, kali ini dilakukan gerakan cuci tangan dan gosok gigi dengan melibatkan pelajar SD.

Targetnya lanjut Fahmi, anak mengetahui budaya hidup sehat dalam rangka mengatasi kesakitan dan kematian yang disebabkan penyakit. Ia mengatakan anak-anak ini nantinya akan menjadi pionir dalam gerakan peningkatan PHBS di lingkungannya masing-masing.

Intinya lanjut Fahmi, kegiatan ini merupakan bagian sosialisasi dan pembelajaran kepada anak-anak. Mereka lanjut dia bisa melihat dan mempraktikkan cara sikat gigi dan cuci tangan yang baik. Rencannya ungkap dia, gerakan ini secara bertahap akan dilakukan ke seluruh sekolah meskipun sebelumnya sudah dilaksanakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement