Jumat 10 Jan 2020 21:16 WIB

Pascabanjir, PMI Ingatkan Warga Waspada Diare

PMI ingatkan pertolongan pertama diare adalah konsumsi oralit atau larutan gula garam

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga korban tanah longsor dan banjir bandang mengamati sebuah rumah yang rusak di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga korban tanah longsor dan banjir bandang mengamati sebuah rumah yang rusak di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascabanjir yang menerjang wilayah Jakarta dan sekitarnya yang terjadi awal Januari 2020 lalu, kini sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumah. Namun, masyarakat diminta tetap waspada menghadapi kemungkinan terjadinya penyakit menular yang muncul akibat adanya infeksi kuman dan bakteri dan sumber air yang terkontaminasi dari banjir.

Menurut kepala Divisi Kesehatan Markas Pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Eka Wulan Cahyasari, penyakit yang biasa muncul pascabanjir salah satunya adalah diare atau penyakit yang menyebabkan penderita sering buang air besar dengan tinja yang cair sebanyak lebih dari tiga kali sehari.

“Penyakit diare biasanya akibat dari kurang higenisnya keadaan diri kita sewaktu menkonsumsi makanan dan minuman, misalnya tidak mencuci tangan sebelum makan. Bisa juga akibat mengolah makanan secara tidak aman atau tidak dicuci bersih,” ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (10/1).

Ia menambahkan, lingkungan tempat wilayah yang terdampak banjir juga merupakan salah satu faktor yang bisa menjadi pemicu timbulnya diare. Untuk mengobati diare, Eka menjelaskan penderita dapat mengkonsumsi larutan oralit atau larutan gula garam/ LGG yang bisa didapatkan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat.

Selain itu, ia menyebutkan LGG dapat dibuat sendiri dirumah dengan takaran yang telah ditentukan. Jika diare berkelanjutan, masyarakat dihimbau untuk berobat di rumah sakit terdekat.

“Masyarakat yang terkena diare jangan panik, tetap tenang dan melakukan penanganan secara mendasar, terutama asupan cairan pengganti agar diare tidak sampai menyebabkan dehidrasi. Karena pasca banjir diare bisa menyerang siapa saja, baik balita maupun orang tua,” kata Eka.

Lebih lanjut, ia mengimbau ibu-ibu memberikan air susu ibu (ASI) paling tidak sampai usia 2 tahun, kemudian berikan vaksin rotavirus untuk bayi. Selain itu, ia meminta masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah buang air. Kemudian, pastikan kebersihan makanan dan minuman terjaga, masak air sampai mendidih sebelum dikonsumsi hingga kebersihan kamar mandi dan jamban terjaga.

"Untuk membantu masyarakat mengetahui informasi seputar penyakit diare dan bagaimana penanganannya, dapat mengunduh aplikasi pertolongan pertama PMI di play store dengan nama First Aid IFRC," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement