Jumat 13 Oct 2017 16:59 WIB

Surabaya Masuk Nominasi Kota Wisata Bersih ASEAN

Red: Nur Aini
Sebagian Kota Surabaya terlihat dari salah satu gedung bertingkat di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/10).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sebagian Kota Surabaya terlihat dari salah satu gedung bertingkat di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota Surabaya menjadi satu dari tujuh kota di Indonesia yang masuk dalam nominasi penghargaan standar kota wisata bersih tingkat ASEAN (ASEAN Clean Tourist City).

"Dari hasil pengamatan kami dan juga paparan yang ditayangkan (Pemkot Surabaya) tadi, Surabaya ini sudah 'on the right track'," kata Ketua Tim Penilai Lapangan "ASEAN Clean Tourist City", Mira Puspasari Gunawan dari konsultan Kementerian Pariwisata saat melakukan kunjungan di Surabaya, Jumat (13/10).

Tim penilai dari Kementerian Pariwisata yang berjumlah empat orang diterima Sekrataris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan dan beberapa kepala dinas terkait di ruang sidang Sekkota, Balai Kota Surabaya. Sebelumnya, tim dari Kementerian Pariwisata sudah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi di Surabaya, di antaranya ke Taman Flora, Kampung Lawas serta kawasan Jembatan Merah dan beberapa spot pedestrian.

Surabaya menjadi satu dari tujuh kota di Indonesia yang masuk dalam nominasi "ASEAN Clean Tourist City". Tujuh kota tersebut yakni Surabaya, Semarang, Malang, Solo, Bandung, Buleleng, dan Banyuwangi. Nantinya, dari tujuh kota tersebut akan dipilih satu kota mewakili Indonesia untuk dilombakan ke tingkat ASEAN.

Mira mengatakan dari beberapa kota yang telah mengirimkan dokumen, ada tujuh kota dinilai memenuhi syarat. Menurutnya, tim penilai selain fokus pada kawasan wisata di masing-masing kota, juga akan melihat kebersihan kota secara paripurna.

"Kami coba melihat kebersihan yang paripurna. Bukan hanya yang terlihat seperti tidak ada sampah. Tapi kami juga memperhatikan sampah suara, penciuman. Jadi, selain enak dilihat, juga didengar, dicium dan cita rasa yang sehat," ujar Mira.

Ia mencontohkan jalan-jalan utama di Surabaya yang sudah asri dengan banyak pohon serta jalur pedestrian yang rapi. Namun, ia juga memberikan beberapa catatan. Tujuannya, kata dia, agar poin yang sudah baik bisa lebih disempurnakan.

"Sudah bagus, hanya perlu dipantau. Semisal ada program mengembangkan kerja sama dengan stakeholder. Bisa kerja sama dengan PHRI untuk kelola sampah di hotel. Kami juga mengapresiasi upaya memberi ruang untuk UKM. Selain itu, di pusat-pusat strategis, perlu ada pusat informasi wisata yang bisa menjadi panduan," ujar dia.

Hal sama juga dikatakan anggota tim juri lainnya, Fitriani. Ia menyebut dirinya sudah dua hari berkunjung ke Kampung Lawas, kawasan Jembatan Merah, pedestrian dan taman kota.

"Dari beberapa taman yang saya kunjungi, saya paling suka Taman Flora karena ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan warga. Namun, ada paving block yang butuh perawatan," ujarnya.

Sekkota Surabaya Hendro Gunawan menyampaikan paparan perihal program, sejumlah potensi dan apa saja yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya untuk memajukan pariwisata serta pengembangan industri kreatif di Kota Pahlawan.

Hendro menjelaskan, usaha pariwisata di Surabaya meliputi antara lain usaha jasa perjalanan wisata, usah jasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan dan rekreasi.

"Secara garis besar, programnya meliputi perlindungan budaya lokal, pengembangan destinasi wisata, program pengembangan kerjasama dengan stake holder bidang pariwisata dan program pemasaran pariwisata," katanya.

Menurut dia, Pemkot Surabaya mengembangkan perkotaan melalui penguatan elemen utama pariwisata, pengembangan elemen penunjang wisata dan optimalisasi elemen tambahan wisata dengan memaksimalkan potensi karakteristik dan budaya lokal yang dimiliki Kota Surabaya.

Beberapa elemen utama wisata perkotaan yang dikembangkan pemkot di antaranya fasilitas budaya seperti museum, art gallery, bioskop dan hiburan, teater, concert hall, dan MICE. Kemudian fasilitas olah raga dan fasilitas hiburan seperti event/festival, juga karakteristik fisik seperti heritage area, landmark/monument, taman, green area, dan water front. Selain itu, karakteristik sosial budaya seperti bahasa, kesenian lokal, kampung, keamanan dan keramahtamahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement