Rabu 11 Oct 2017 09:42 WIB

Ekspedisi Bhakti PMK, Wujud Pembangunan dari Pinggiran

Staf Ahli Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) Sonny Harry B Harmandi.
Foto: Humas Kemenko PMK
Staf Ahli Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) Sonny Harry B Harmandi.

REPUBLIKA.CO.ID, RAHA -- Ekspedisi NKRI yang di dalamnya termasuk ekspedisi Bhakti PMK 2017 merupakan bagian janji Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran. Daerah kepulauan dan perbatasan diyakini menjadi ujung tombak pembangunan Indonesia di masa depan.

"Ekspedisi NKRI ini pernah dilakukan di Sabang dan terakhir akan ditutup di Merauke" ujar Staf Ahli Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI) Sonny Harry B Harmandi saat memberikan sambutan pada acara penyerahan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Muna, di Raha, Selasa (10/10) malam.

Ekspedisi Bhakti PMK, tambahnya, juga diyakini merupakan perwujudan untuk pembangunan manusia. Ini disebabkan perhatian terhadap pembangunan manusia ini sangat penting seperti yang tercantum dalam nawa cita,

"Pembangunan manusia dilakukan dengan peningkatan kualitas hidup manusia, peningkatan kapabilitas manusia Indonesia serta pembangunan karakter manusia yang diwujudkan dalam revolusi mental," ujarnya.

Ekpedisi ini menggunakan kapal, lanjutnya, yang menunjukkan bahwa negara Indonesia merupakan negara maritim yang besar. Untuk mengembalikan kejayaan sebagai negara maritim tentunya menjelajah dengan transportasi laut.

Pada kesempatan ini, Sonny juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh awak KRI Banjarmasin di bawah komando Letkol Stenly yang telah mendukung kegiatan ekpedisi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para pendukung kegiatan terutama para peserta yang telah melaksanakan pelayaran selama empat hari dari Jakarta. Rencananya ekspedisi ini akan dilakukan selama 34 hari untuk mengunjungi lima kabupaten.

"Peserta ekspedisi menjelajah dari Jakarta ini belum kemana-mana. Pertama yang disinggahi yakni Muna. Setelah dari Muna akan ke Tual kabupaten Maluku Tenggara, Dobo kabupaten kepulauan Aru, Agats Kabupaten Asmat dan akan berakhir pada 28 Oktober di Kabupaten Merauke. Jadi penutupan di Merauke," ujarnya.

Lebih lanjut Sonny juga menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada pihak pemerintah kabupaten dan masyarakat Muna yang menyambut dengan sangat meriah. Bahkan Tim Ekspedisi Bhakti PMK disambut langsung oleh Bupati Muna beserta jajarannya.

"Kami berharap dengan adanya bakti sosial ini ada manfaat yang bisa kita peroleh lalu menjadi masukan untuk membangun Indonesia yang lebih baik," harapnya.

Sementara itu, Bupati Muna LM Rusman Emba mengungkap kondisi stabilitas dan kondusifitas Kabupaten Muna sangat baik dan terjaga. Konflik di masyarakat baik antarsuku dan agama serta radikalisme tidak pernah terjadi. Secara umum kondisi kehidupan masyarakat Muna aman tentram dan terkendali.

Kehadiran tim Ekspedisi Bhakti PMK, terangnya, sangat berarti karena dari banyak pulau hanya lima yang dikunjungi dan salah satunya Kabupaten Muna. Ekspedisi ini membawa misi besar untuk melihat daerah kepulauan. Tim yang hadir akan melihat kondisi pembangunan fisik, pelayanan, dan lingkungan. Selain itu juga membawa berbagai bantuan yang tentu dibutuhkan masyarakat Muna.

"Bantuan-bantuan ini memang sangat dibutuhkan masyarakat. Namun yang lebih penting adalah komunikasi yang kita bangun. Tentu ini menjadi awal dari komunikasi yang panjang untuk dalam rangka membuat Kabupaten Muna lebih berkembang," ujarnya.

Kehadiran tim Ekspedisi Bhakti PMK, tambahnya, juga membuktikan bahwa Kabupaten Muna sudah dilirik pemerintah pusat. "Semoga ini menjadi awal dari kebangkitan Kabupaten Muna dan misi kita dalam mengembangkan Kabupaten Muna menjadi daerah yang maju," harapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement