Jumat 06 Oct 2017 19:05 WIB

'Pidato Presiden dan Panglima Gatot Ibarat Air Hujan Padamkan Api'

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Wapres Jusuf Kalla (tengah) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) memberi hormat pada Upacara Parade dan Defile HUT ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten Kamis (5/10).
Foto: Antara/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Wapres Jusuf Kalla (tengah) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) memberi hormat pada Upacara Parade dan Defile HUT ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten Kamis (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior dari Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai momentum peringatan HUT Ke-72 TNI di Cilegon, Banten, 5 Oktober kemarin, telah mampu mendinginkan atmosfer politik yang sempat memanas beberapa pekan terakhir.

"Isi pidato Presiden Jokowi dan Panglima TNI ibarat air hujan yang memadamkan api yang membakar ilalang di musim kemarau," ujar Karyono di Jakarta, Jumat (6/10).

Karyono mengatakan, selama kurang lebih satu bulan ini, situasi politik negeri ini diguncang oleh isu bangkitnya ideologi komunisme. Publik dihantui oleh isu kebangkitan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI).

Wacana untuk memutar kembali film G30S/PKI versi rezim orde baru turut menambah panasnya suhu politik. Tak pelak isu bangkitnya kembali paham Komunis dan polemik tentang pemutaran kembali film G30S/PKI telah menimbulkan ketegangan di tengah masyarakat.

Dia mengatakan situasi politik bertambah panas disaat Panglima TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan kepada jajarannya untuk nonton bareng film G30S/PKI. Di tengah polemik tentang pemutaran kembali film G30S/PKI keluarlah pernyataan Jenderal Gatot yang memiliki konotasi seolah-olah menantang kelompok yang kontra terhadap pemutaran film tersebut.

Tak hanya itu, menurutnya, peristiwa penyerbuan kantor LBHI oleh sekelompok massa yang mengklaim antikomunis menambah situasi cukup mencekam. Mereka mengidentifikasi ada orang-orang PKI menggelar pertemuan di gedung LBHI.

Selebihnya, selain masalah isu PKI, pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyebut ada institusi di luar TNI - POLRI yang mengimpor 5.000 pucuk senjata dinilai turut menambah ketegangan politik.

Isu impor 5.000 pucuk senjata dari luar yang dilontarkan Gatot langsung diklarifikasi oleh Menkopolhukam Wiranto. Sehingga tidak sampai menimbulkan gesekan di level vertikal dan horizontal.

Namun, pernyataan panglima TNI tersebut sempat menimbulkan kecurigaan antar kelompok masyarakat dan bahkan antar-instansi bersenjata. Ketegangan politik pun mulai mengendor ketika Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Menkopolhukam Wiranto berjabat tangan dan foto bersama pada momentum hari kesaktian Pancasila, 1 Oktober lalu.

"Jabat tangan ketiga pejabat tersebut seolah menjadi simbul perdamaian dan menunjukkan kekompakan," kata dia.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement