Kamis 28 Sep 2017 12:58 WIB

Badan Karantina Pantau Panda yang Baru Datang dari Cina

Giant Panda
Foto: wikipedia
Giant Panda

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian akan memantau panda Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) asal Negeri Tirai Bambu yang baru tiba di Indonesia, selama sebulan proses karantina di Taman Safari Indonesia (TSI) 1 Bogor.

"Iya dokter hewan dari Taman Safari Indonesia yang melakukannya dan kita ikut memantau selama masa karantina di TSI Bogor. Ada tim yang memang disiapkan untuk karantina kedua panda ini," kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian Mulyanto di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (28/9).

Karantina panda Cai Tao berbobot 128 kilogram (kg) dan Hu Chun berbobot 113 kg itu, menurut Mulyanto, memang tidak dilakukan di bandara seperti satwa-satwa lainnya, tetapi langsung dilakukan di Rumah Panda Indonesia yang disiapkan TSI 1 Bogor: Menurut Mulyanto, tim karantina setidaknya tiga hari sekali dalam satu bulan ke depan akan mendatangi TSI 1 Bogor.

Namun demikian ia menambahkan lamanya waktu karantina bisa berubah, tidak harus satu bulan. Bisa lebih lama, tergantung kondisi fisik maupun psikis satwa endemik yang menjadi lambang satwa asal Negeri Cina. "Karantina pada dasarnya untuk mencari tahu kondisi satwa tersebut, mungkin saja panda jadi anoreksia atau tidak nafsu makan, atau mencret. Itu harus diantispasi," ujar dia.

Taman Safari Indonesia telah menyiapkan fasilitas Rumah Panda Indonesia bagi panda Cai Tao dan Hu Chun, yang berada di ketinggian 1.800 mdpl, di sebuah lingkungan alami terpadu yang meniru habitat alami panda raksasa di Cina.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang menyambut langsung kedatangan sepasang panda di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta bersama perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok mengatakan Pemerintah menunjuk TSI untuk menjalankan peminjaman pengembangbiakan (breeding loan) ini karena percaya lembaga konservasi ini mampu melakukannya. "TSI sebelumnya juga mampu mengembangbiakkan Komodo, kita percaya juga mampu mengembangbiakkan panda," ujar dia.

Menurut dia, TSI sudah sangat baik mempersiapkan rumah bagi dua panda yang sama-sama lahir pada 2010 ini, dengan areal kurang lebih 1.300 meter persegi ditambah 10 hektare (ha) kebun bambu dengan 20 spesies sebagai pakan panda sejak 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement