Selasa 26 Sep 2017 21:53 WIB

Muhammadiyah Gelar Sekolah Pemberdayaan Masyarakat di Mamuju

 Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah di Aula Kantor Gubernur Sulbar, 22 September 2017.
Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah di Aula Kantor Gubernur Sulbar, 22 September 2017.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Muhammadiyah menggelar Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) di Mamuju Sulawesi Barat. Pembangunan di Sulawesi Barat membutuhkan sinergi dengan berbagai pihak. Termasuk organisasi sosial kemasyarakatan seperti Muhammadiyah.

"Kami berharap Muhammadiyah dapat memberikan masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Pendek dan Menengah Daerah (RPJPMD)," kata Gubernur Sulawesi Barat  Ali Baal Mashdar seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/9).

Hal itu dikatakan Ali Baal saat Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Regional Sulawesi dan Gorontalo di Aula Kantor Gubernur Sulbar, 22 September 2017.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Sulawesi Barat memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, untuk itu penyelenggaraan Sekam yang diselenggarakan  Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Regional Sulawesi patut diapresiasi karena berperan dalam meningkatkan sumberdaya manusia.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat Wahyun Mawardi mengatakan Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Makasar Tahun 2015 telah mengamanatkan untuk memberikan perhatian lebih pada pemberdayaan komunitas khusus terutama komunitas marjinal seperti petani, nelayan, buruh, dan kelompok dhuafa mustadhafiin yang lain.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah  Nurul Yamin mengatakan  penyelenggaraan Sekam di Mamuju kali ini mengusung tema "Membumikan Spirit Muhammadiyah: Pemberdayaan Untuk Indonesia Berkemajuan" merupakan penyelenggaraan Angkatan III.

Bagi Muhammadiyah, kata Yamin, aktifitas pemberdayaan bukan hanya memiliki makna kebangsaan di tengah persoalan kesenjangan sosial, kemiskinan, dll, tetapi juga mengemban misi kerisalahan sepanjang sejarah. Keberadaan seorang kader pemberdayaan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai mutlak adanya.  

Menurut Yamin, seorang kader pemberdayaan dituntut memiliki kemampuan menjalankan tiga fungsi yaitu pertama, inspiring, yakni  menggugah nalar kritis masyarakat sehingga mampu melahirkan inovasi baru untuk kemajuan.

Kedua, motivating. Artinya seorang kader harus mampu menumbuhkan daya ungkit potensi masyarakat untuk bangkit dan tumbuh berkembang. Ketiga, moving. "Salah satu tantangan dalam pemberdayaan adalah menumbuhkan keberanian untuk menembus mental blok memulai bertindak untuk perubahan kebih baik," ujar Yamin.

Instruktur dalam Sekam kali ini di antaranya, Ahmad Ma'ruf, Irvan Mawardi, M Sobar. Sedang materi Sekam meliputi : Muhammadiyah dan Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Filosofi Pemberdayaan Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pendekatan PRA, Advokasi Kebijakan Publik, Kemitraan dan Fundrising Pemberdayaan Masyarakat, studi lapangan, diskusi kasus, dan rencana tindak lanjut. Sekam berlangsung tanggal 22-24 September 2017 di Eko Wisata Pantai Malawwa Tapandullu Mamuju  Sulbar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement