Selasa 26 Sep 2017 09:35 WIB

Saran Pakde Karwo Agar IKM Jatim Mampu Bersaing

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8). Sebanyak 27.500 ton garam impor dari Australia tersebut rencananya akan disebar ke sejumlah Industri Kecil Menengah di tiga wilayah yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat.
Foto: Zabur Karuru/Antara
Suasana bongkar muat garam impor dari Kapal MV Golden Kiku ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8). Sebanyak 27.500 ton garam impor dari Australia tersebut rencananya akan disebar ke sejumlah Industri Kecil Menengah di tiga wilayah yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo berpendapat, persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia mendorong  perlunya strategi baru dalam memenangkan persaingan. Salah satu yang bisa dilakukan menurutnya adalah dengan menggunakan e-smart IKM.

Menurutnya, dengan memanfaatkan e-smart IKM, jangkauan pasar para pelaku IKM lebih luas, karena konsumen bisa secara langsung mengakses lewat online tanpa mengunjungi lokasi dari IKM. Itu tak lain karena e-smart merupakan program yang memanfaatkan platform digital melalui kerja sama dengan perusahaan start up di Indonesia.
 
"Terdapat kelemahan IKM, seperti masih berfikir sulitnya faktor pemasaran. Padahal, bisa diatasi dengan e-commerce yang menawarkan transaksi secara langsung," kata pria yang akrab disaapa Pakde Karwo, Selasa (26/9).
 
Pakde Karwo menjelaskan, saat ini di Jatim memang sudah ada beberapa IKM yang sudah memanfaatkan e-commerce. Diantaranya, Rumah Snack Mekarsari Sidoarjo, Spikoe Surabaya, Indah Bordir Sidoarjo, dan Surabaya Patata.
 
Namun demikian, masih banyak IKM yang perlu diberikan pendampingan karena kendala yang berbeda-beda. Diantaranya, keterbatasan akses pasar, akses permodalan, penguasaan teknologi, dan penerapan standarisasi, juga ketersediaan bahan baku yang terbatas, kualitas SDM, dan legalitas usaha.
 
"E-smart IKM diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut, khususnya untuk membuka akses pasar dan penguasaan teknologi," ujar Pakde Karwo.
 
Pakde Karwo menambahkan, beberapa upaya telah dilakukan Pemprov Jatim dalam meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan daya saing IKM.  Diantaranya ekstensifikasi pemasaran melalui berbagai pameran dan kantor perwakilan dagang (KPD), serta pemberian kredit murah melalui skema loan agreement
 
"Selain itu, pemberian bimbingan teknis penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas SDM IKM, serta fasilitasi standarisasi seperti SPPPT-SNI, barcode, sertifikasi ISO, dan sertifikasi halal," kata Pakde Karwo.
 
Lebih jauh, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan latar belakang pelaksanaan program e-smart IKM. Diantaranya didasari upaya pengembangan ekonomi berbasis digital, keinginan untuk meningkatkan ekspor IKM, serta perluasan akses pasar dan pendanaan. 
 
E-smart IKM perlu dan akan terus dikembangkan dengan tujuan Indonesia dapat menjadi showcase produk sendiri, bukan hanya menjadi reseller produk negara lain, kata Airlangga.
 
Dijelaskannya, program yang memiliki desain infrastruktur digital ini menjadikan Palapa Ring, Satelit BRI, dan PLN sebagai tulang punggungnya. Artinya, kebutuhan fasilitas internet, listrik, dan integrasi Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) dilakukan oleh ketiganya.
 
"Hal tsb dimaksudkan untuk jaminan produk, keamanan, dan standarisasi," ucap Airlangga.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement