Kamis 21 Sep 2017 13:32 WIB

Pengemudi Gojek Padang Berniat 'Hijaukan' Kantor Gubernur

Rep: SAPTO ANDIKA/ Red: Winda Destiana Putri
Gojek. Ilustrasi
Gojek. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Para pengemudi Gojek di Kota Padang berencana menggelar aksi damai di halaman Kantor Gubernur Sumatra Barat. Salah satu pengemudi Gojek, Asrinaldi (47 tahun) mengatakan, rekan-rekannya berinisiatif untuk 'menghijaukan' kantor Gubernur untuk menuntut perhatian pemerintah atas penolakan layanan transportasi daring di Kota Padang.

Meski begitu ia masih belum pasti kapan aksi damai tersebut akan dilakukan para pengemudi Gojek. "Ini bukan demo ya. Aksi simpatik saja antar pengemudi Gojek," ujar Asrinaldi.

Menurutnya, pemerintah harus memandang secara berimbang untuk menyelesaikan polemik transportasi daring ini. Asrinaldi menilai, ribuan pengemudi Gojek juga merasa terbantu dengan adanya aplikasi Gojek yang mulai masuk ke Kota Padang sejak 2017 ini. Ia mendesak pemerintah daerah agar juga mendengarkan aspirasi pengemudi Gojek, selain tentunya aspirasi dari pengemudi angkutan kota (angkot).

Sejak kemarin, kantor operasional Gojek Indonesia di Kota Padang memang ditutup oleh Dinas Perhubungan Kota Padang, atas rekomendasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatra Barat. Penutupan yang berbarengan dengan aksi demo para pengemudi angkot ini dilakukan lantaran Gojek Indonesia belum mengantongi izin tempat dan operasi untuk membuka kantornya di Padang. Meski begitu, Pemprov Sumbar menekankan bahwa kewenangan terkait aplikasi Gojek dan pengaturan transportasi daring berada di level pusat.

Hingga hari ini manajemen Gojek Indonesia masih enggan memberikan komentar terkait penutupan kantornya di Padang. Awal Agustus lalu, manajemen Gojek sempat berkunjung ke kantor Gojek di Padang, bertepatan dengan demo pengemudi angkot di Bukittinggi, Sumatra Barat. VP Operations Gojek Indonesia Arno Tse mengatakan, pihaknya secara terbuka akan mencoba merangkul penggerak angkutan lokal untuk bisa bekerja sama. Langkah ini sebelumnya dilakukan Gojek di Jakarta dan Yogyakarta di mana Gojek menyepakati kerja sama operasional dengan sejumlah taksi lokal.

"Kami akan terus gandeng mereka, siapapun yang mau berpartner dengan kami," ujar Arno di kantor Gojek Padang, saat itu.

Ia menilai, penolakan dari para pelaku transportasi lokal sebetulnya terjadi karena belum adanya pemahaman yang sama soal peningkatan pelayanan transportasi. Gojek, lanjutnya, hadir di Padang dan Bukittinggi untuk memberdayakan sektor informal melalui layanan yang ada seperti Go-Food dan Go-Mart.

"Penolakan ada karena masyarakat sebetulnya pelum paham. Kami datang untuk memberdayakan masyarakat dan sektor informal. Kalau mereka sudah tahu dan paham, sebetulnya kami buka lebar kesempatan untuk join," katanya.

Berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom)n Universitas Indonesia, dirangkum bahwa 77 persen pengemudi Gojek dan 85 persen pengemudi Gocar menerima pemasukan di atas rata-rata upah minimum nasional. Rata-rata upah minimum nasional sendiri saat ini tercatat di angka Rp 1,99 juta.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement