REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali akan membuka jembatan timbang yang ada di Sumatera dan Jawa mulai Oktober 2017. Kemenhub sejak 1 Oktober 2017 akan mengoperasikan kembali tujuh Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor atau UPPKB di pulau Sumatera dan Jawa.
“Tujuh UPPKB tersebut beroperasi sebagai pilot project. Untuk wilayah Sumatera ada tiga UPPKB yang menjadi pilot project yakni UPPKB Seumadam, Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, UPPKB Sarolangun Provinsi Jambi dan UPPKB Senawar Jaya, Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan,” kata Kasubdit Audit dan Inspeksi Keselamatan Kementerian Perhubungan I Ketut Suhartana, Selasa (19/9).
Usai acara sosialisasi pilot project operasional UPPKB tahun 2017 bersama Manajemen Bersama Surveyor Indonesia (SI)-Sucofindo Indonesia (SCI), I Ketut Suhartana menjelaskan, empat UPPKB lainnya berada di pulau Jawa, yaitu UPPKB Losarang, Indramayu Provinsi Jawa Barat (Jabar), UPPKB Wanareja, Cilacap Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan UPPKB Widang Tuban serta UPPKB Widodaren, Ngawi, keduanya di Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Dipilihnya tujuh UPPKB yang ada di dua Sumatera dan Jawa tersebut, menurut Ketut Suhartana, sebelumnya sudah melalui proses yang panjang, berbagai komponen menjadi penilaian seperti kesiapan sumberdaya manusia, fisik bangunan dan kesiapan pengoperasionalan.
“Saat ini ada transisi dari daerah ke pusat dalam pengoperasian UPPKB. Kita akan mengoperasikan 141 UPPKB se-Indonesia sehingga butuh pilot project agar berjalan dengan baik,” ujar Ketut Suhartana.
Kasubdit Audit dan Inspeksi Keselamatan Kementerian Perhubungan menjelaskan, tujuh UPPKB yang dijadikan pilot project ini akan mulai dioperasikan 1 Oktober mendatang. Pilot project UPPKB bertujuan agar bisa menjadi evaluasi perbaikan operasional UPPBM yang ada di Indonesia menjadi lebih baik.
“Jika penindakan terhadap kendaraan angkutan barang dilakukan dengan baik bisa mengurangi angka kecelakaan. Selain itu dapat mempercepat laju kendaraan ke lokasi tujuannya sehingga waktu jarak tempuh lebih singkat dan bisa menghemat uang operasional kendaraan,” kata Ketut Suhartana.