REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Sebanyak 123 orang tua yang anak-anaknya tergolong usia cakupan imunisasi measles rubellla (MR) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mau diberi imunisasi. Penyebabnya karena terkait dengan keyakinan agama.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Bambang Haryatno di Kulon Progo, Jumat (15/9) mengakui, petugas mengalami kesulitan memberikan penjelasan terkait pentingnya imunisasi (MR) itu. "Kami sudah melakukan pendekatan melalui perintah kecamatan dan desa, namun mereka tetap bersikukuh pada keyakinan mereka, dan menolak untuk diimunisasi MR," kata Bambang.
Ia mengatakan petugas kesehatan telah memberikan imunisasi MR di sekolah-sekolah. Hingga kini, dari total 65.250 pelajar, sebanyak 63.415 anak atau sekitar 97,3 persen telah diimunisasi. Selanjutnya, jumlah balita ada 22 ribu baru 3.900 orang yang sudah mendapat imunisasi. Saat ini, petugas kesehatan masih menyasar posyandu-posyandu yang ada di setiap dusun. Petugas juga masih menyisir anak sekolah yang belum mendapat imunisasi, supaya di bawa ke posyandu atau puskesmas terdekat.
"Data ini sifatnya data berjalan. Setiap harinya bisa berubah, sehingga tidak bisa menjadi patokan. Kami optimistis, semua anak di Kulon Progo akan mendapat imunisasi MR," katanya.
Bambang mengimbau kepada masyarakat yang memiliki anak usia 9 bulan sampai 15 tahun untuk memberikan imunisasi MR. Imunisasi ini untuk memutus mata rantai penularan Measles dan Rubellla. Sehingga, Dinkes menargetkan 90 persen anak dilakukan imunisasi MR. "Kalau tidak mencapai 90 persen, tidak bisa memutus mata rantai itu, maka kami mengimbau masyarakat untuk memberikan anak imunisasi MR," kata dia.