REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cakupan imunisasi campak rubella pada kegiatan Bulan Imunisasi Nasional (BIAN) 2022 di Provinsi Jawa Barat telah mencapai 54 persen sesuai dengan sasaran real di lapangan. Menurut Wakil Ketua I Kelompok Kerja (POKJA) BIAN 2022 Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi, angka tersebut berdasarkan rekap manual hingga 17 Agustus 2022.
Dedi menjelaskan, untuk imunisasi OPV 35,4 persen, IPV 34,2 persen, DPT-HB-Hib 29,3 persen. Dari angka itu, ada perbedaan bila dibandingkan sasaran cakupan versi nasional. Di mana campak rubella di Jabar baru di angka 43 persen. Sedangkan untuk imunisasi OPV, IPV dan DPT-HB-Hib tidak ada perbedaan antara nasional dengan cakupan sasaran real di lapangan.
Menurut Dedi, dengan adanya gap antara cakupan nasional dan realisasi di lapangan ini menimbulkan estimasi yang berbeda. "Ada selisih gap, antara target yang ditentukan oleh pusat dengan hasil real perhitungan yang dibuat di lapangan," ujar Dedi Supandi, Kamis (18/8/2022).
Menurutnya, estimasi yang tidak sesuai itu, karena target cakupan sasaran nasional dan di lapangan yang berbeda. Target real yang dibuat di lapangan yaitu sebanyak 2.652.638 untuk imunisasi campak rubella, OPV 564.925, IPV 728.673 dan DPT-HB Hib 924.168.
Sedangkan untuk target sasaran berdasarkan nasional, kata dia, sebanyak 3.365.611 campak rubella, IPB 576.639, IPV 718.941, DPT-HB Hib 891.759. Berdasarkan perbedaan target tersebut, kata dia, maka terdapat gap di angka 712.973 sasaran.
"Cerita perbedaan ini antara kita dengan pusat, kita sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memohon melakukan penyesuaian target sesuai dengan real, tapi ditolak alasannya diminta untuk laksanakan saja dulu," papar Dedi.
Karena itu, Dedi mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan potensi yang ada. Mengingat target terbaik, harus mencapai 95 persen untuk BIAN 2022 di provinsi Jabar.
"Cuma maksud kita 95 persen yang kita lakukan dari target itu dihitung dari target real sasarannya. Tapi itu kemungkinan terjadi perbedaan data," katanya.
Bila melihat dari target sasaran nasional, kata Dedi, cakupan imunisasi pada sejumlah daerah di Jabar masih harus didorong. Bahkan, pada beberapa kabupaten kota masih di bawah 30 persen berdasarkan target nasional. "Beberapa daerah masih di bawah 30 persen, dan ini perlu kita dorong terus," katanya.
Dedi mengatakan, daerah yang masih di bawah 30 persen. Yakni, Kota Bandung 28,8 persen, Kabupaten Bekasi 25,4 persen, Kota Bekasi 20,4 persen, Kota Depok 19,3 persen.
Namun, kata dia, ada perbedaan yang mencolok bila melihat cakupan imunisasi berdasarkan sasaran real di Kabupaten Bekasi yaitu di angka 74,6 persen. Sedangkan Kota Bekasi 37,9 persen, Kota Bandung 39,4 persen, Kota Depok 32,8 persen.
"Kita pernah nanya ke Depok kenapa Depok pelaksanan cakupannya rendah, disampaikan bahwa itu karena salah satunya kasus Covid-19 kembali naik, sementara si petugas ngejar booster. Karena petugas vaksin dan imunisasi ini orangnya relatif sama," paparnya.
Menurut Dedi, untuk mendorong agar sasaran imunisasi dapat menyentuh minimal di angka 95 persen pada BIAN 2022 di Jabar, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) khususnya di daerah yang masih di bawah 30 persen.
"Rencananya pekan depan di Hari Senin, kita akan melakukan monev di kota dan kabupaten Bekasi, juga ke Depok," katanya.