Senin 29 Aug 2022 19:00 WIB

Cakupan Imunisasi Campak Rubella di Sukabumi Tembus 64 Persen

Imunisasi Campak Rubella (CR) dengan sasaran real sebanyak 18.453 balita.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Sebanyak 11.845 atau 64,2 persen balita di Kota Sukabumi sudah mendapatkan imunisasi Campak Rubella (CR) dalam program bulan imunisasi anak nasional (BIAN). Program BIAN ini akan terus digencarkan hingga mencapai keseluruhan jumlah balita yang ada di Kota Sukabumi.
Foto: istimewa
Sebanyak 11.845 atau 64,2 persen balita di Kota Sukabumi sudah mendapatkan imunisasi Campak Rubella (CR) dalam program bulan imunisasi anak nasional (BIAN). Program BIAN ini akan terus digencarkan hingga mencapai keseluruhan jumlah balita yang ada di Kota Sukabumi.

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Sebanyak 11.845 atau 64,2 persen balita di Kota Sukabumi sudah mendapatkan imunisasi Campak Rubella (CR) dalam program bulan imunisasi anak nasional (BIAN). Program BIAN ini akan terus digencarkan hingga mencapai keseluruhan jumlah balita yang ada di Kota Sukabumi.

Seperti diketahui program BIAN serentak digulirkan mulai 1 Agustus 2022. ''Hingga 27 Agustus 2022, cakupan BIAN untuk imunisasi CR sudah cukup tinggi,'' ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wahyu Handriana kepada Republika, Senin (29/8/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, imunisasi Campak Rubella (CR) dengan sasaran real sebanyak 18.453 balita. Di mana cakupannya hingga 27 Agustus 2022 sebanyak 11.845 atau 64,2 persen.

Sementara itu, untuk target berdasarkan pemerintah pusat atau nasional cakupan CR 21.556 balita. Untuk cakupannya, 11.845 atau 54,9 persen.

Selain imunisasi Campak Rubella kata Wahyu juga ditujukan kepada anak balita yang sempat tertunda mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Di mana anak tersebut diminta untuk melakukan imunisasi kejar melalui program pemerintah BIAN. Hasilnya hingga akhir Agustus 2022 ini sudah banyak balita yang mendapatkan imunisasi.

Pertama untuk sasaran OPV atau vaksin tetes atau vaksin oral dikenal sebagai oral poliovirus vaccine (OPV) dengan target sebanyak 6.131. Di mana hingga 27 Agustus 2022 cakupannya sebanyak 1.890 atau 30,9 persen.

Berikutnya vaksin suntik dikenal sebagai imunisasi IPV atau inactivated poliovirus vaccine (IPV) dengan sasaran 6.881 balita. Hingga akhir Agustus 2022 cakupannya 2.665 atau 38,8 persen.

Selanjutnya kata Wahyu, imunisasi DPT-HB-HIB berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, perusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis dengan sasaran 11.054 orang. Di mana cakupannya kini 2.095 atau 19.2 persen.

Ke depan upaya imunisasi dalam BIAN akan terus digencarkan di lapangan. Sehingga semua balita yang menjadi target BIAN dapat mendapatkan imunisasi.'' BIAN adalah pelaksanaan program imunisasi yang diperuntukkan bagi anak usia 9-59 bulan di Indonesia,'' ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Dengan rangkaian kegiatan meliputi pemberian imunisasi Campak-Rubella dan imunisasi Kejar untuk melengkapi status imunisasi balita.

Fahmi mengatakan, di tengah upaya vaksinasi Covid yang masih digenjot, kini ada BIAN dan sebagai aparatur harus siap untuk menuntaskan target yang ditetapkan pemerintah pusat. Pelaksanaan BIAN ini sejalan target Indonesia Emas 2045 yang semakin dekat sebagai program strategi nasional di 1 abad Indonesia seluruh infrastruktur termasuk sumber daya manusia (SDM) harus siap.

SDM kata Fahmi tidak hanya pendidikan, tapi aspek kesehatan. '' Pemerintah mengumumkan program BIAN untuk infrastruktur kesehatan khususnya kesehatan balita, bisa siap menjemput 2045 mendatang,'' ungkap dia.

Imunisasi anak sebelumnya terdampak pandemi dan kini semuanya harus terimunisasi secara baik untuk balita 9 bulan hingga 59 bulan. '' Kalau vaksinasi covid selesai, maka imunisasi balita ini juga bida selesai dengan baik,'' ungkap Fahmi.

Di mana pengalaman berkolaborasi dengan berbagai pihak harus dilakukan. Misalnya dengan aparat keamanan TNI, Polri, organisasi profesi, rumah sakit, PKK, Dharma Wanita, dan posyandu bisa menyukseskan BIAN.

'' Target imunisasi bisa tercapai kesiapan institusi kesehatan posyandu, puskesmas dan rumah sakit yang akan melaksanakan imunisasi,'' kata Fahmi. Di mana tiga lokasi ini harus siap dan elemen lainnya seperti Kemenag misalnya mendorong dukungan tokoh agama dalam bulan imunisasi anak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement