REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan empat desa yang tersebar di tiga kecamatan sekitar Karawang kesulitan air bersih akibat kekeringan. "Warga di empat desa ini sudah mengalami kesulitan air bersih sejak beberapa hari terakhir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Banuara Nadeak, Selasa (29/8).
Empat desa yang kini sudah mengalami kekeringan itu di antaranya Desa Kutalanggeng Kecamatan Tegalwaru, Desa Mulyasari, Kecamatan Telukjambe Barat, serta Desa Kertasari dan Jatilaksana Kecamatan Pangkalan. Ia mengatakan, sejak 24 Agustus hingga kini pihaknya telah mendistribusikan enam tangki air bersih ke empat desa sekitar tiga kecamatan tersebut.
"Air bersih itu didistribusikan di tempat penampungan air bersih di sekitar daerah yang kesulitan air bersih. Bahkan, kami jemput bola mendistribusikan air bersih hingga ke rumah warga yang kesulitan air bersih," kata Banuara.
Menurut dia, empat desa itu diketahui mengalami kekeringan sesuai dengan laporan pengajuan permohonan air bersih yang telah diterima. Di luar empat desa tersebut, diperkirakan masih ada desa yang mengalami kekeringan, tapi belum mengajukan bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang.
Sesuai dengan prakiraan, puncak musim kemarau tahun ini akan berlangsung selama Agustus hingga Oktober. Selama puncak musim kemarau itu pihaknya akan siaga menyalurkan air bersih ke daerah yang kesulitan air bersih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang sendiri telah menyatakan status siaga bencana kekeringan menyusul tingginya potensi terjadinya kekeringan di daerah itu. Banuara mengatakan, sesuai dengan pemetaaan yang telah dilakukan, dari total 30 kecamatan yang tersebar di Karawang, mayoritas kecamatan berpotensi dilanda bencana kekeringan. Bahkan, disebutkan sekitar 80 persen daerah di Karawang berpotensi dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun ini.