Kamis 24 Aug 2017 16:27 WIB

Bali Raup Rp 1,8 Triliun dari Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi
Foto: www,dephut.go.id
Salah satu tujuan wisata di Pulau Bali/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Besarnya kehadiran wisatawan mancanegara (wisman) pada rapat tahunan International Monetary Fund World Bank (IMF-WB) 2018 akan memberi peningkatan pendapatan di Bali. Sedikitnya, sebesar Rp 1,8 triliun akan diterima pada saat rapat tahunan yang digelar 9-14 Oktober 2018.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana dalam diskusu media 'Memanfaatkan IMF-WB Annual Meetings 2018 untuk Mendorong Perekonomian Nasional' di Hotel Laguna, Kamis (24/8).

Ia menjelaskan, ada 180 hotel bintang empat dan lima yang berada di sekitar Nusa Dua, Jimbaran, Kuta dan Sanur. Menurutnya, ada 13.500 kamar hotel di wilayah Nusa Dua, Sawangan, Jimbaran, Tanjung Benoa dan Uluwatu dengan harga 600 dolar AS per malam. Sementara tersedia 4.500 kamar dengan harga 200 dolar AS per malam di wilayah Kuta, Seminyak, Sanur dan Ubud.

Maka dalam waktu 10 malam, delegasi mengeluarkan sekitar 90 juta dolar AS untuk penginapan. Harga tersebut cukup tinggi mengingat pada Oktober merupakan waktu //high ocupancy//.

"Baru hotel aja, belum transportasinya dan sebagainya. Kurang lebih mengeluarkan Rp 100 juta sehari untuk satu delegasi," katanya.

Itu artinya, dengan perkiraan kehadiran 18 ribu delegasi dan pengeluaran sebesar Rp 100 juta sehari, akan ada Rp 1,8 triliun uang yang masuk ke Bali karena acara ini. Agung memperkirakan para delegasi tersebut tidak berbagi kamar.

Pemesanan kamar hotel juga sudah dilakukan oleh beberapa pihak saat ini. Kebanyakan, kata dia, mereka memilih memesan hotel di wilayah Nusa Dua yang lebih dekat dengan lokasi rapat tahunan.

"(Karena para delegasi memilih hotel bintang; red) Kemungkinan untuk lokal tida terlalu banyak," ujar dia.

Bali telah memiliki pengalaman dalam penyelenggaraan acara internasional sehingga tidak kewalahan untuk gelaran IMF-WB ini. Tapi pemerintah tetap ingin memberikan yang terbaik sehingga menurut Agung ada dana yang dikeluarkan sebesar Rp 1 triliun untuk memperbaiki infrastruktur.

"Ini merupakan momentum bagi Bali untuk memperbaiki infrastrukturnya," tegas dia.

//Perhatian pada budaya//

Sektor industri pariwisata Bali memiliki catatan baik dengan terus mengalami pertumbuhan sejak 2012 hingga 2016 yaitu 2,4 juta kunjungan (2012), 2,7 juta (2013), 3,2 juta (2014), 3,3 juta (2015) dan 4 juta (2016).

Besarnya pertumbuhan industri pariwisata tersebut turut menyumbang ke perekonomian Indonesia. Sayangnya, diakui Agung tidak banyak dana yang kembali ke Bali.

Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diterima Bali sebatas cukup untuk jalan dan membuat taman. Padahal kedatangan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara adalah karena daya tarik budaya yang ada.

Apalagi, Bali mendapat predikat Best Destination versi Tripadvisor yang tentunya bisa menjadi daya tarik lebih bagi wisatawan. Ia berharap ada dana berlebih untuk Bali menjaga budayanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement