Selasa 15 Aug 2017 15:57 WIB

BPS: Orang Sumbar Lebih Bahagia Kalau Menikah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Kepala BPS Sumatra Barat Sukardi menyampaikan rilis tingkat inflasi daerah, Selasa (1/8).
Foto: Republika/Sapto Andik Candra
Kepala BPS Sumatra Barat Sukardi menyampaikan rilis tingkat inflasi daerah, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG — Bagi masyarakat Sumatra Barat, menikah dipercaya membawa kebahagiaan. Anggapan ini dibuktikan dalam hasil survei teranyar Badan Pusat Statistik tentang indeks kebahagiaan. BPS Sumatra Barat merilis penduduk yang sudah menikah lebih bahagia ketimbang yang belum menikah atau menjomblo, penduduk cerai hidup, atau penduduk cerai mati. 

Kepala BPS Sumatra Barat Sukardi menyebutkan, indeks kebahagiaan masyarakat Sumbar yang sudah menikah mencapai 73,08. Angka ini lebih tinggi dari indeks kebahagiaan bagi penduduk yang lajang sebesar 71,37, cerai hidup 68,23, atau cerai mati 70,72. 

Sukardi menambahkan, indikator kepuasaan hidup dan dimensi perasaan yang dimiliki oleh penduduk yang sudah menikah melebihi penilaian pada status perkawinan lainnya. Kondisinya sedikit berbeda bila dilihat dari segi dimensi makna hidup (eudaimonia). Ternyata dalam hal ini para lajang atau jomblowan dan jomblowati lebih bahagia dibanding yang sudah menikah atau status perkawinan lainnya. 

"Faktanya demikian. Di tanah Minang (Sumatra Barat) menikah lebih bahagia. Kenapa menikah lebih bahagia? Coba nanti masing-masing diskusi sama pasangannya. Bahagia mana menikah sama belum," ujar Sukardi. 

Di sisi lain, BPS juga mencoba mengulik indeks kebahagiaan berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga. Hasilnya, pasangan kepala rumah tangga (istri) ternyata lebih bahagia dibanding kepala rumah tangga (suami). Indeks kebahagiaan suami hanya 71,82, di bawah indeks kebahagiaan istri sebesar 73,10.

"Ya bisa jadi karena suami kan mikirin kerjaan, mikirin anak istri juga," ujar Sukardi. 

Secara umum, Sumatra Barat masuk dalam jajaran provinsi paling bahagia di Indonesia. Meski tidak menduduki posisi puncak, namun Sumbar berhasil melompat jauh dibanding hasil survei 2014  yang menempatkan Sumbar di tiga terbawah dalam survei indeks kebahagiaan. 

Hasil survei tahun ini, Sumbar duduk di posisi ke-10 dengan skor 72,43 dari skala 100. Capaian Sumatra Barat lebih tinggi dari tingkat indeks kebahagiaan nasional sebesar 70,69.

Perbaikan indeks kebahagiaan yang dialami oleh Sumatra Barat didorong oleh nyaris di seluruh aspek, termasuk pendapatan rumah tangga, kesehatan, keharmonisan rumah tangga, penerimaan diri, atau urusan pekerjaan dan usaha. Perhitungan indeks kebahagiaan di Sumatra Barat mengambil 2.550 sampel rumah tangga yang tersebar di 19 kabupaten/kota. 

Indeks kebahagiaan sendiri diukur dari tiga dimensi yakni kepuasaan hidup, perasaan, dan makna hidup. Berbeda dengan survei-survei lain yang dilakukan BPS yang bersifat kuantitatif, survei yang mencoba menakar kadar kebahagiaan warga Sumbar ini bersifat kualitatif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement