REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks kebahagiaan masyarakat yang tinggal di kota lebih tinggi daripada warga yang tinggal di desa, kata Peneliti Lembaga Demografi FEB UI Chotib Hasan.
Berdasarkan survei, kata dia di Jakarta, Selasa (28/1), 82 persen warga yang tinggal di kota merasa bahagia, 14 persen merasa sangat bahagia dan sisanya tidak bahagia.
Sementara warga dengan daerah tinggal di desa yang merasa bahagia hanya sebesar 77 persen, sangat bahagia 10 persen dan tidak bahagia 13 persen.
Namun, ia menegaskan indeks kebahagiaan itu subjektif berdasarkan perspektif dari pernyataan warga yang disurvei.
"Orang yang tinggal di kota lebih bahagia daripada yang tinggal di desa. Itu sangat tergantung pada ukuran yang digunakan untuk mendefinisikan kebahagiaan tersebut," kata Chotib.
Dengan indeks subjektif, hasil yang keluar bisa menunjukkan orang yang tinggal di daerah kaya tidak lebih bahagia dibanding orang yang tinggal di kawasan miskin. "Tergantung bagaimana kita membentuk indeks kebahagiaan itu, ukuran standar masih versi objektif dan perseptual," tutur dia.
Untuk ukuran objektif dapat dilihat dari ekonomi, kesehatan dan pendidikan dalam menentukan indeks kebahagiaan.
Dengan ukuran objektif, penentuan indeks kebahagiaan dihitung dari komponen-komponen yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahui hasilnya.
Ada pun berdasarkan perspektif dapat berbeda-beda hasilnya, tergantung kondisinya saat ditanya.