Selasa 08 May 2018 21:36 WIB

Pengangguran Sumbar Didominasi Lulusan Diploma dan SMK

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) paling tinggi, yakni 9,52 persen, diploma.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Kepala BPS Sumatra Barat Sukardi menyampaikan rilis. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Sapto Andik Candra
Kepala BPS Sumatra Barat Sukardi menyampaikan rilis. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Masyarakat yang tak bekerja atau pengangguran di Sumatra Barat ternyata paling banyak disumbangkan lulusan diploma (I/II/III) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Badan Pusat Statistik (BPS) Perwakilan Sumbar merilis Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) paling tinggi, yakni 9,52 persen, merupakan lulusan diploma.

Penyumbang TPT tertinggi kedua adalah lulusan SMK dengan porsi 9,5 persen. Selanjutnya, pengangguran terbanyak disumbang lulusan SMA dengan 7,97 persen, Universitas 7,27 persen, SMP 3,41 persen, dan SD 3,34 persen.

Kepala BPS Sumbar Sukardi menjelaskan, TPT di level SD dan SMP terbilang rendah karena lulusan dari jenjang pendidikan ini cenderung menerima apapun peluang pekerjaan yang ada. Hal ini berbeda dengan lulusan jenjang pendidikan lebih tinggi yang cenderung 'pilih-pilih' dalam memasuki dunia kerja.

"Banyaknya pengangguran di level diploma dan SMK bisa juga karena saat survei, yang bersangkutan memang baru saja lulus. Angka ini bisa dilihat lagi di hasil survei ketenagakerjaan selanjutnya. Saat ini kondisinya seperti ini," jelas Sukardi, Selasa (8/5).

BPS mencatat, porsi penduduk bekerja di Sumbar paling banyak disumbang lulusan SD ke bawah dengan jumlah 957.120 orang atau 36,95 persen dari seluruh pekerja di provinsi ini. Posisi kedua, lulusan SMP menyumbang 521.850 orang pekerja atau 20,15 persen dari seluruh penduduk bekerja.

Lulusan SMA berada di posisi ketiga dengan jumlah 477.150 orang atau 18,42 persen. Hanya 15,17 persen dari total penduduk bekerja di Sumbar memiliki latar belakang pendidikan tinggi atau diploma ke atas.

Secara keseluruhan, jumlah masyarakat penganggur di Sumatra Barat bertambah 13.540 orang sejak Agustus 2017 hingga Februari 2018. Jumlah penganggur di Sumbar pada Februari 2018 sebanyak 152.240 orang, naik dibanding jumlahnya pada Agustus 2017 sebanyak 138.700 orang.

Meski jumlahnya meningkat, namun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sumbar justru menurun tipis menjadi 5,55 persen pada Februari 2018 dari sebelumnya 5,58 persen pada Agustus 2017. Penurunan angka TPT disebabkan laju pertambahan jumlah angkatan kerja yang lebih tinggi.

Catatan BPS, jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebesar 2,74 juta orang, jauh di atas angkanya pada Agustus 2017 sebanyak 2,48 juta orang. Angka TPT Sumbar bertengger di posisi kesebelas nasional dan di atas nilai nasional yakni 5,13 persen.

"Artinya dari 100 orang angkatan kerja, 94 orang kerja dan 6 orang tidak bekerja," jelas Sukardi.

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Ganefri ikut berkomentar soal banyaknya lulusan diploma dan sarjana yang menganggur. Ia memandang, sudah seharusnya perguruan tinggi menyikapi kondisi ini dengan pembekalan kompetensi unggulan bagi mahasiswa yang akan lulus.

Pembekalan ketrampilan tambahan diharapkan memperpendek waktu yang diperlukan seorang lulusan perguruan tinggi sebelum ia diterima kerja. "Misalnya jurusan elektro adakan kerjasama dengan lembaga dalam pemasangan instalasi listrik. Di samping memang peningkatan softskill dan peningkatan jiwa entreprenuer," jelasnya.

Ganefri juga memandang, pemberian ketrampilan wirausaha juga perlu diberikan kepada mahasiswa agar pola pikir yang ada tak sekadar mencari kerja, tetapi juga menciptakan lapangan kerja. Apalagi, lanjutnya, pesatnya perkembangan teknologi informasi membuat berbagai start-up bermunculan.

Peluang ini harus dilihat lulusan diploma dan sarjana untuk ikut menjajal peluang entrepreneurship. "Karena di zaman IT ini kemampuan berusaha tak ditentukan oleh modal, tetapi kemampuan intelektual. Makanya kami berusaha meningkatkan jiwa entrepreneur," jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement