Selasa 15 Aug 2017 14:37 WIB

Video Demo Bunuh Menteri, Istana Serahkan ke Aparat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah pun bersuara soal beredarnya sebuah video aksi para pelajar dan santri di Jawa Timur yang meneriakkan 'bunuh menteri' saat melakukan unjuk rasa terkait penolakan kebijakan program sekolah lima hari. Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pemerintah menyerahkan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum. 

“Sekarang ini kan semua orang mengatakan bahwa itu palsu, itu hoax, padahal kenyataannya kan ada. Dengan demikian, nanti aparat yang akan menelusuri itu,” ujar Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/8).

Pramono menduga ada provokator yang membuat para pelajar meneriakkan kalimat-kalimat kasar dan tak beretika tersebut. Dia pun meyakini provokator itu bukanlah orang yang bertanggung jawab. 

Menurut dia, masyarakat harus turut memberikan pendidikan kepada generasi muda untuk tidak menyebarkan ujaran kebencian dan tindakan yang berlebihan. “Kita juga harus memberikan pendidikan kepada anak-anak kita untuk tidak katakanlah membenci kemudian melakukan tindakan yang berlebihan, atau apapun,” kata dia. 

Sebelumnya, KPAI juga menyayangkan aksi para pelajar yang berucap kasar dalam video yang beredar tersebut. Dalam video yang menjadi viral di media sosial tersebut, para santri terlihat jelas meneriakkan “Bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga”.  

Menurut Sitti Hikmawatty, komisioner KPAI, ucapan anak-anak tersebut sangatlah tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang mereka. Selain itu, ucapan tersebut tak sesuai dengan etika dan moral kebangsaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement