Senin 14 Aug 2017 20:31 WIB

Kekurangan 23 Bus Trans Jogja akan Didatangkan Akhir Tahun

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Bilal Ramadhan
 Sebuah bus Trans Jogja berhenti di Halte Ahmad Yani (Benteng Vredeburg), Yogyakarta.
Foto: Antara/Noveradika
Sebuah bus Trans Jogja berhenti di Halte Ahmad Yani (Benteng Vredeburg), Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sampai saat ini seluruh jalur TransJogja sudah beroperasi sebanyak 17 jalur dan seharusnya dilayani oleh 128 armada, tetapi sampai sekarang baru ada 105 armada. Sehingga ada sisa anggaran sekitar Rp 20 miliar yang harus dikembalikan, karena keterlambatan datangnya bus baru.

Hal itu disampaikan Kepala UPT Trans Jogja Sumariyoto pada acara Evaluasi Pelaksanaan Operasional Trans Jogja oleh Komisi C DPR DIY, di ruang Komisi C DPRD DIY, Senin (14/8). Ketujuh belas jalur tersebut sudah mulai dilayani setelah Lebaran. Namun kondisi jalur baru tak seperti jalur lama. Jalur baru membutuhkan proses untuk menumbuhkan minat masyarakat untuk naik Trans Jogja.

Kekurangan armada sebanyak 23 bus ini akan datang pada akhir Agustus 2017, kata Direktur PT Anindya Mitra Internasional (AMI), Dyah Puspitasari. Dari jumlah tersebut, 15 bus didatangkan oleh PT Jogja Tugu Trans (JTT) dan 8 bus oleh PT AMI.

Kebutuhan 23 bus ditawarkan PT AMI kepada PT JTT untuk berpartisipasi dalam pengadaannya. Saat itu PT JTT menyanggupi untuk menyediakan 29 bus. Namun hingga waktu yang ditentukan, yakni Agustus, PT JTT belum bisa memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut.

''Akhirnya setelah berjalan, Agustus sudah disediakan sebanyak 23 bus, maka karena JTT barumenyediakan 15 bus, maka yang delapan bus pengadaannya ditanggung oleh PT AMI. Tetapi JTT nantinya tetap menyediakan 29 bus yang sisanya (14 bus) untuk persiapan 2018,'' jelas Dyah.

''Kalau ada pertanyaan siapa sih yang sebenarnya mendapatkan tugas untuk melakukan pengadaan? Jawabannya PT AMI. Lalu kenapa PT JTT diberikan kesempatan? Karena pada awal berdirinya Trans Jogja PT JTT sebagai operator yang sampai sekarang masih punya karyawan,'' ungkapnya.

Sebenarnya, lanjut Dyah, PT AMI bisa saja meng-handle seluruh pengadaan bus Trans Jogja sendiri, yakni mendatangkan kekurangan sebanyak 23 bus. Namun Dyah berkata bahwa ada kearifan sejarah dan juga SDM yang bekerja di PT JTT yang tak bisa diabaikan begitu saja. Di samping itu, mereka itu konsorsium.

''Mereka pengin dong memperbaiki kondisi internal mereka. Karena kalau JTT baik, operasional baik, manajemen baik, kami sama-sama untung,'' ujarnya.

Terkait sekitar 120 orang SDM PT JTT yang dirumahkan, Dyah memberikan pendapatnya. Menurutnya, melalui hitungan kasar, dengan pengadaan 15 bus dari JTT pada Agustus, bisa mempekerjakan kembali sekitar 110 orang SDM-nya. ''Apabila masih ada sisa 10 karyawan, kalau mau ke PT AMI monggo,''ujarnya.

Saat ini, dari 105 bus yang beroperasi, PT AMI memegang penuh kendali armada Trans Jogja sebanyak 45 bus, sementara sisanya yakni 60 bus dikendalikan oleh PT JTT yang bertanggungjawab langsung kepada PT AMI. Adapun trayek yang menjadi area kerja PT JTT meliputi 1A, 1B, 2A, dan 2B serta sisanya dijalankan oleh PT AMI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement