REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), Deni Prasetio Nugroho mengatakan, angkutan umum yakni Trans Jogja harus mendukung upaya integrasi moda transportasi di DIY. Baik itu transportasi moda udara, kereta api maupun darat.
Hal ini disampaikan Deni dalam rapat kerja Panitia Khusus (Pansus)BA 18 Tahun 2022 DPRD DIY yang membahas masukan dari pakar dan praktisi terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ AMJ) Gubernur DIY Tahun 2017-2022, Senin (25/7) kemarin. Dalam rapat tersebut, diberikan penjelasan mengenai optimalisasi angkutan umum trans Jogja sebagai layanan istimewa DIY.
"Jalur dari bandara ke stasiun itu bagaimana (jalurnya). Layanan angkutan umum existing Kota Jogja ada Trans Jogja, angkutan umum Trans Jogja harus mendukung moda transportasi darat, kereta api, dan udara. Bagaimana agar bisa memunculkan potensi sehingga jadi satu kesatuan," kata Deni.
Deni menilai, layanan Trans Jogja selama ini belum optimal. Hal ini dikarenakan adanya celah (gap) antara kepentingan yang cukup tinggi dengan kepuasan yang rendah. "Terdapat demand (permintaan) dimana ketersediaan layanan harus disesuaikan dan dioptimalkan guna mendukung kebutuhan pengguna," ujar Deni.
Ia menekankan, segmen konsumen yang menggunakan Trans Jogja harus menjadi perhatian. Mulai dari pelajar, pekerja, lansia, disabilitas dan sebagainya."Targetnya siapa itu dapat disesuaikan sesuai ciri khas Yogya yang bisa sebagai Kota Pendidikan, Kota Seni dan Budaya, Kota Wisata Kuliner, atau Kota Bisnis-Komersial-UMKM," jelasnya.
Selain itu, ia juga menekankan optimalisasi infrastruktur transportasi juga sangat diperlukan untuk mendukung layanan angkutan umum. Salah satunya dengan mengoptimalkan lahan yang ada bandara hingga terminal.
Seperti mengoptimalkan luas lahan di Bandara Adisutjipto, mengoptimalkan fungsi lahan di terminal Giwangan-Jombor-Wates, serta mengoptimalkan jalur trayek Trans Jogja untuk mengakomodir kawasan di luar kawasan wisata dan perkotaan. "ke depan perlu kita kembangkan supaya bagaimana semua bisa terlayani dengan angkutan umum, integrasi dengan kawasan di sekitarnya," kata Deni.
Dalam rapat kerja tersebut, juga menghadirkan Lurah Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi. Wahyudi dalam hal ini menyampaikan terkait pengelolaan sampah.
Ia menekankan, pengelolaan sampah sendiri harus dimulai dari hulu hingga hilir. Rumah tangga sebagai hulu, katanya, dimana pemilahan seharusnya dilakukan di rumah tangga dan kemudian menuju hilir yakni tempat pembuangan akhir.
"Ini warga ada yang bertanya kenapa kok tagihannya semakin naik. Ya kami jelaskan kami untuk mengurangi sampah karena kalau tidak ya akan meningkat (tagihannya). Kita dorong untuk melakukan pemilahan dari sumbernya, untuk berupaya mengurangi sampah," kata Wahyudi.
Untuk memotivasi masyarakat melakukan pemilahan sampah dari skala rumah tangga, yakni integrasi bank sampah dengan tabungan emas sebagai insentif. Melalui integrasi ini, sampah yang dikumpulkan akan diakumulasikan dengan tabungan emas warga dalam buku tabungan sampah.
Dari bank sampah tersebut, dapat menghasilkan beberapa produk yang bernilai jual lebih tinggi. Rosok, kayu dan kain, bahan organik, dan thermoplast, katanya, dapat diolah menjadi barang atau hasil industri yang memiliki nilai lebih.
Ketua Pansus BA 18 Tahun 2022, Retno Sudiyanti mengatakan, masukan-masukan tersebut akan menjadi bahan perbaikan yang menjadi bahasan dalam LKPJ AMJ Gubernur DIY Tahun 2017-2022. "Selanjutnya pansus akan mengakomodir masukan ini sebagai rancangan rekomendasi dari pansus," kata Retno.
Penjelasan yang disampaikan oleh kedua pakar dan praktisi tersebut juga ditanggapi oleh OPD dan tenaga ahli fraksi. Pada prinsipnya, seluruh pihak mendukung optimalisasi pengelolaan sampah dan layanan Trans Jogja menjadi lebih baik.