Senin 14 Aug 2017 20:24 WIB

Dianiaya Majikan, Keluarga Minta TKW Sukabumi Dipulangkan

Rep: riga nurul iman/ Red: Ratna Puspita
(Ilustrasi) Tenaga Kerja Wanita (TKW).  (Republika/ Tahta Aidilla)
(Ilustrasi) Tenaga Kerja Wanita (TKW). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kasus kekerasan terhadap seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat kembali terjadi. Kali ini menimpa Nenih Rusmiyati (39 tahun) warga Kecamatan Cicantayan, Sukabumi yang bekerja di Arab Saudi.

Nasib yang dialami Nenih ini sempat viral di media sosial (medsos) facebook sejak Ahad (13/8). Di medsos tersebut terlihat foto Nenih yang berdarah pada bagian mulutnya diduga akibat pukulan majikannya. Nenih yang berangkat menjadi TKW sejak 2008 ini merupakan warga Kampung Pasir Pogor RT 09 RW 02, Desa/Kecamatan Cicantayan. 

“Kami mengadukan kekerasan yang dialami kakak yang tengah bekerja di Arab Saudi,'' ujar adik kandung Nenih, Acun Suryaman (36) kepada wartawan Senin (14/8). 

Dia menyampaikan ini setelah keluarga korban melaporkan kasus ini ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi didampingi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Menurut Acun, saudaranya tersebut dipukul oleh majikan pada bagian mulutnya hingga berdarah dan giginya patah. 

Aksi pemukulan ini lanjut dia hanya beberapa saat setelah Nenih mengabarkan ingin pulang ke tanah air sekitar sebulan yang lalu. Acun menduga, ketika minta dipulangkan ke Indonesia, majikannya di Arab Saudi malahan memukulnya. 

Selain mendapatkan kekerasan fisik, dia menuturkan, kakaknya tersebut juga belum mendapatkan gaji selama tiga tahun terakhir. Acun menerangkan, selama bekera di Arab Saudi Nenih kesulitan berkomunikasi dengan keluarga di tanah air.

“Majikan melarang bawa handphone, sehingga kalau dari Indonesia menelpon ke sana tidak bisa,” cetus dia. 

Menurut Acun, keluarga bisa mendapatkan kabar jika Nenih menelpon keluarga di tanah air. Jika ketahuan menelpon, dia mengatakan, maka majikannya akan marah dan memukul.

Adik kandung Nenih lainnya, Nyai Hasanah (29) menerangkan, keluarga mengetahui kondisi Nenih yang mengalami penyiksaan sejak Kamis (10/8). Saat itu, Nenih meminjam telpon temannya yang merupakan sesama TKW yang bekerja di satu bangunan. “Awalnya, kakak saya tidak mau menceritakan kondisinya,” kata Hasanah, menerangkan. 

Ia menerima sambungan telpon berupa video tersebut bersama anak korban Widi Wildani (18) dan Nita Anita (15). Saat itu terang dia kakaknya tersebut ingin pulang ke tanah air dan terlihat gigi Nenih yang retak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement