REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden Joko Widodo meminta agar momentum pertumbuhan ekonomi dimanfaatkan. Hal itu disampaikan saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Hanura Tahun 2017 di Kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat.
"Saya ingin berbicara mengenai momentum. Sekarang ini momentum pertumbuhan ekonomi kita pada posisi yang sangat baik kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Momentum seperti ini harus kita gunakan, harus kita manfaatkan sebaik-baiknya," kata Presiden.
Pada kesempatan itu, Presiden juga berbicara tentang adanya momentum kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Salah satunya terkait survei yang dilakukan oleh Gallop World Poll dan OECD yang menempatkan Indonesia pada peringkat pertama di antara negara-negara yang lain. Dalam peringkat tersebut Indonesia berada pada angka 80, setelah itu Swiss, India, dan Luksemburg.
"Kepercayaan dan momentum-momentum seperti ini harus kita gunakan. Jangan sampai justru di dalam negeri sendiri ada pesimisme. Padahal masyarakat luar memandang kita dan iri terhadap pertumbuhan dan kepercayaan yang begitu sangat baik diberikan oleh masyarakat," katanya.
Oleh sebab itu Presiden ingin mengingatkan pada semuanya agar jangan sampai terjebak pada pesimisme yang dibuat sendiri. "Hati-hati. Harusnya yang kita bangun adalah optimisme-optimisme publik, masyarakat, sehingga betul-betul masa depan dan harapan ke depan kita terus optimis," katanya.
Kepala Negara juga menyampaikan tentang pembangunan infrastruktur yang akan diteruskan. Tercatat sampai sekarang ini ada proyek pembangunan yang sudah selesai, ada yang masih dalam proses, dan baru dimulai.
"Baik pembangunan jalan tol di Jawa maupun luar Jawa, baik pembangunan pelabuhan-pelabuhan di Jawa maupun luar Jawa. Ada Kuala Tanjung, Makassar New Port, sebentar lagi akan dimulai di Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Tanjung Priok. Kemudian juga pembangunan jalur kereta api di luar Jawa, di Sumatera dan Sulawesi, akan terus kita lakukan," katanya.
Pembangunan bandara baik pembangunan baru di pulau-pulau terpencil maupun perluasan, kata dia, tidak lain untuk mempersiapkan daya saing Indonesia dalam rangka persaingan global harus dihadapi.