REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Markas Besar TNI Angkatan Udara (TNI-AU) menargetkan pada 2022 sudah bisa menempatkan satu skuadron pesawat tempur secara permanen di Lanud El Tari Kupang, kata Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel Penerbang (Pnb) Ronny Moningka di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Penempatan satu skuadron pesawat tempur di markas Lanud El Tari ini nantinya akan bersamaan dengan kenaikan tipe Lanud tersebut dari tipe B ke tipe A," kata dia di sela-sela kegiatan Coffe Morning bersama sejumlah wartawan di Kupang, Jumat (4/8).
Ia menjelaskan menyambut perubahan tipe Lanud dan akan didatangkannya satu skuadron pesawat tempur tersebut maka saat ini Lanud El Tari terus berbenah. Hal tersebut terbukti dengan kembali dibangunnya satu hangar khusus parkir bagi pesawat tempur yang nantinya akan ditempatkan di Lanud tersebut.
"Saat ini, masih terus dilakukan pembangunan secara bertahap. Dan, setiap tahun akan selalu ada pembangunan untuk mendukung perubahan tipe tersebut dan sekaligus penempatan pesawat-pesawat tempur di sini (Lanud El Tari)," kata dia.
Penempatan permanen pesawat tempur itu dilakukan mengingat NTT merupakan daerah perbatasan yang berbatasan dengan Australia dan Republik Demokrat Timor Leste. Artinya, penempatan tersebut berkaitan dengan alasan pertahanan keamanan negara.
Terkait pesawat tempur jenis mana yang akan ditempatkan setelah berubah tipe, ia mengatakan, akan menempatkan pesawat-pesawat tempur sesuai dengan radius operasi di wilayah NTT. Hingga saat ini, ada tiga pesawat tempur jenis T-50i dan satu helikopter tempur yang tengah diparkir di hangar Markas Lanud El Tari Kupang.
Kehadiran tiga pesawat tempur buatan Korea Selatan dan satu helikopter tempur tersebut adalah dalam rangka mengamanakn wilayah perbatasan Indonesia di NTT sekaligus mengelar kegiatan Kilat Badik 17 dan operasi lintas Cenderawasih. "Proses pengamanan ini akan dilakukan hingga Kamis (24/8) nanti, baru kemudian tiga pesawat ini akan kembali ke markasnya di Lanud Iswahjudi," kata dia.
Dalam sehari, pengawasan yang dilakukan oleh tiga pesawat tempur itu sendiri dilakukan selama tiga kali dan waktunya tergantung dari para pilotnya.