Jumat 04 Aug 2017 04:53 WIB

Saleh: Pernyataan Politikus Nasdem Bikin 'Gerah' Kader PAN

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bilal Ramadhan
Saleh Partaonan Daulay
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan, banyak aktivis dan simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN) yang merasa resah akibat pernyataan Ketua DPP Patrai Nasdem, Viktor Laiskodat yang menyebutkan PAN sebagai salah satu partai intoleran dan pendukung khilafah dalam pidatonya. PAN menilai, pernyataan tersebut telah mengusik kenyamanan para kader simpatisan partai yang disebutkan oleh Victor.

"Dengan teknologi media sosial yang ada saat ini, video dan pernyataan itu sangat cepat menyebar. Dari dapil saya saja, sudah banyak yang mempertanyakan. Ada banyak aktivis partai dan simpatisan yang resah," ungkap Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PAN Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (4/8).

Menurut Saleh, Viktor kurang memahami makna dan konsepsi bernegara dalam sistem khilafah. Jika dipahami secara utuh dan benar, lanjut dia, pernyataan tersebut tidak mungkin dialamatkan kepada keempat partai, khususnya PAN, yang disebutkan Viktor dalam pidatonya. Ketiga partai lain selain PAN adalah Gerindra, Demokrat, dan PKS.

"Apalagi sejarah membuktikan, PAN lahir dari rahim reformasi yang dalam perjalanannya konsisten memperjuagkan dan menjaga demokrasi," jelas Saleh.

Ia juga menilai, PAN tidak tepat disebut sebagai partai yang intoleran. Hal itu terbukti dari anggota legislatif PAN, baik di pusat maupun daerah, sangat heterogen dari aspek suku, bangsa, bahasa, dan agama. Bagi PAN, lanjut Saleh, perbedaan merupakan sunnatullah yang harus diterima sebagai anugerah dari Tuhan sang pencipta.

"PAN selalu bekerjasama dengan semua komponen bangsa dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Termasuk bekerjasama dengan NasDem, partai pak Victor, dalam berbagai pilkada. Di parlemen, banyak persoalan yang diselesaikan secara bersama-sama dengan partai lain," terang Saleh.

Jangan sampai, sambung dia, karena ada perbedaan pandangan politik untuk satu-dua isu lalu membuat penilaian miring subjektif seperti yang dilakukan Viktor. Menurut Saleh, perbedaan dalam menyikapi pemilu telah usai dan tidak perlu diperpanjang.

Sementara itu, perbedaan pandangan dalam menikapi Perppu Ormas haruslah dihadapi secara bijaksana. Itu karena sangat tidak mungkin semua parpol harus disamakan pendapat dan pandangannya dalam menyikapi semua persoalan.

"Kalau pak Viktor tidak bisa menghormati pendapat dan pandangan partai lain, bukankah hal itu cerminan sikap intoleran itu sendiri? Sebaiknya, semua pihak perlu introspeksi demi menciptakan situasi kondusif yang diinginkan semua pihak," lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement