Rabu 02 Aug 2017 00:07 WIB

Sumber Pencemaran Limbah Sungai Citarum Belum Terungkap

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Reiny Dwinanda
Sungai yang tercemar akibat pembuangan limbah dari pabrik (ilustrasi).
Foto: Septianjar Muharam
Sungai yang tercemar akibat pembuangan limbah dari pabrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIPARAY -- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengaku masih memerlukan investigasi terkait dengan dugaan pencemaran limbah di Sungai Citarum. Sejauh ini, 179 saluran siluman yang membuang limbah telah ditutup.

Saluran siluman yang berhasil ditutup berasal dari pabrik yang berada di Dayeuhkolot, Majalaya, Margaasih, dan Solokan Jeruk. Dinas Lingkungan Hidup bersama warga dan patroli air bergandengan tangan melacak perusahaan yang membuang limbah. 

"Penanganan (limbah) satu per satu. Sumber limbahnya perlu diinvestigasi, dipastikan sumber pencemarnya," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, kepada wartawan, Selasa (1/8). 

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan paksaan pemerintah terhadap tujuh pabrik yang diduga melakukan pencemaran dengan membuang limbah ke Sungai Citarum. "Kami juga terus mengupayakan agar pabrik di Kabupaten Bandung memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," kata Asep. 

Terkait dengan penegakan hukum terhadap pabrik yang membuang limbah di Citarum, Bupati Bandung, Dadang M Naser mengungkapkan hal tersebut kewenangan aparat hukum.

"Penegakan hukum tanya ke Pak Erwin Kejari (Bale Bandung), tapi sudah sering koordinasi terkait pelanggaran (limbah) industri," ungkapnya.

Limbah yang diduga berasal dari pabrik di sepanjang bantaran sungai Citarum mencemari sungai Citarum, tepatnya di Jembatan Nanjung, Kampung Cisaat Sukawangi, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Senin (31/7).

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sekitar pukul 11.05 WIB, kondisi sungai Citarum berwarna hitam pekat hingga 500 meter.

Salah seorang warga, Mamad (80), mengaku pemandangan sungai Citarum yang berwarna hitam pekat sudah berlangsung sejak lama. Air sungai yang berubah warna katanya berasal dari limbah pabrik pencelupan kain yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement