Jumat 28 Jul 2017 10:33 WIB

Pertemuan SBY-Prabowo Ubah Poros Koalisi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto berjabat tangan usai pertemuan di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono Puri Cikeas, Jawa barat, Rabu (27/7) malam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto berjabat tangan usai pertemuan di Kediaman Susilo Bambang Yudhoyono Puri Cikeas, Jawa barat, Rabu (27/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia Arif Susanto menilai pertemuan antara SBY dan Prabowo telah mengubah poros koalisi. Jika Pilkada Jakarta dijadikan acuan, saat itu terdapat tiga poros besar, yang masing-masing dikomandani oleh Gerindra, PDIP, dan Demokrat.

"Kini, polarisasi tersebut bergeser, mengarah pada dua kubu secara diametrikal yaitu, koalisi pendukung pemerintah dan koalisi oposisi," kata Arif, Jumat (28/7).

Namun demikian, menurutnya tidak bisa terburu-buru menyimpulkan, polarisasi ini sudah mapan. Sebab, pragmatisme membuat politik nasional menjadi amat cair dan mudah berubah.

"SBY sendiri mengatakan bahwa pertemuan ini tidak luar biasa. Artinya, belum terdapat kesepahaman besar yang dapat menjamin kebersamaan mereka, misalnya, hingga Pemilu 2019," terang Arif.

Arif menjelaskan, polarisasi politik sesungguhnya dapat bermakna positif jika kubu oposisi melakukan kontrol efektif terhadap pemerintahan. Namun, menjadi kontra-produktif jika oposisi diorientasikan untuk destabilisasi sosial.

Sebaliknya, koalisi besar pendukung pemerintah dapat menjadi dominasi, jika oposisi terlalu lemah, seperti masa 2004-2009. "Perimbangan kekuasaan akan mendinamisasi politik demokratis," ucap Arif.

Diketahui, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Cikeas pada Kamis (27/7) malam. Pertemuan tersebut menghasilkan suatu kesepakatan, yakni untuk meningkatkan kerja sama dan komunikasi kedua partai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement