Selasa 11 Jul 2017 21:09 WIB

Renovasi Lapas Kerobokan Tunggu Pemerintah Pusat

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Polisi melakukan penjagaan di pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan pasca bentokan, Denpasar, Jumat (18/12).
Foto: Nyoman Budhiana
Polisi melakukan penjagaan di pintu masuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan pasca bentokan, Denpasar, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Kepala Divisi Lembaga Permasyarakatan Provinsi Bali, Surung Pasaribu membenarkan rencana adanya perbaikan yang akan dilakukan terkait penuhnya kapasitas di Lapas Kerobokan.

"Ya semua direncanakan. tapi pelaksanaannya harus sudah dalam bentuk DIPA yang sampai saat ini belum ada," kata Surung kepada Republika.co.id, Selasa (11/7).

Menurutnya, penyempurnaan bangunan lapas untuk manusiawi, "namun kita menunggu pertimbangan pusat yaitu Kementerian Hukum dan HAM RI," ucapnya. 

Sementara itu, Kasubag Publikasi Humas Ditjen Pemasyarakatan Syarpani mengatakan Lapas dan Rutan seluruh Indonesia kapasitasnya secara nasional adalah 114 ribu. Namun, penghuni Lapas dan Rutan saat ini mencapai 230 ribu.

"Jadi dua kali lipat, crowded. Sama dengan petugas keamanannya itu kan, kita hanya ada 29 ribu sampai 30 ribulah jumlah petugasnya secara nasional dan yang di pengamanan hanya 14 ribu," terangnya. 

Ia pun menjabarkan, saat ini salah satu Lapas terpadat berada di Jambi lantaran kapasitas yang hanya menampung 230 tahanan, namun dihuni sekitar 1040 tahanan. 

"Sekitar 700 persen over crowdednya. Lalu, rutan Bagan Siapi Api, Riau sama kapasitas 100 diisi 700. Banjarmasin kapasitas 300 diisi hampir 500 persen. Hampir seluruh Lapas ya itu," terangnya.

Bahkan, di Rutan Salemba sesungguhnya kapasitas 800 diisi 3700 tahanan. "Jadi ini masalah nasional. harus mencari kebijakan nasional . Bukan hanya menganalisa lapas saja perlu evaluasi sistem hukum kita," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement