REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa saat setelah pelaku penembak Italia Chandra Kirana Putri, Saiful ditembak polisi di Lampung, pada Ahad (9/7), pelaku lainnya, Sudirman pun menyerahkan diri. Sudirman diketahui berperan sebagai pengendara motor yang membawa kedua pelaku kabur.
Sudirman, menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan, menyerahkan diri pada polisi karena telah mendapatkan ultimatum dari kepolisian yang disampaikan melalui media massa. Sudirman pun mengaku menyerahkan diri pada polisi karena rasa takut.
"Saya tidak tenang, rumah sudah diobrak-abrik, ibu saya nyuruh saya menyerahkan diri," ujar Sudirman.
Orang tua Italia, Sugiarti dan Feri Chandra pun mendapatkan kesempatan untuk bertemu pelaku yang masih hidup ini. Feri, ayah Italia mengatakan, ingin memastikan jika yang ditembak polisi adalah pelaku. Mereka pun dipertemukan dengan pelaku di Ruang Kapolda Metro Jaya, Gedung Utama Mapolda Metro Jaya.
Orang tua Italia menemui Sudirman didampingi Iriawan dan jajarannya. Tampak Sugiarti, Ibu Italia menggendong adik Italia yang masih balita. Adik Italia pun sempat menangis saat mendengar gaduh para pewarta kala menyambut tersangka Sudirman memasuki ruang Kapolda.
Sudirman memasuki ruang itu dengan baju tahanan berwarna oranye dengan didampingi sejumlah polisi, di antaranya Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono. Sudirman datang dengan mata ditutup kain berwarna hijau muda. Percakapan antara orang tua Italia dan Sudirman pun terjadi.
"Yang nodong siapa itu di rumah?" tanya Sugiarti pada Sudirman.
"Teman saya ibu (Saiiful)," kata Sudirman dengan suara yang bergetar.
"Bukan kamu? yang bener? Allah maha melihat lho," kata Sugiarti lagi.
"Bukan bu, benar," kata Sudirman dengan suara yang bergetar.
Menjawab pertanyaan bertubi dari Orang tua Italia tampaknya membuat suara Sudirman semakin bergetar. Dia tampak tegang, meski ekspresi matanya tidak tampak karena matanya ditutup. "Nyawa anak saya tak tergantikan lho," kata Sugiarti menimpal dengan nada yang semakin meninggi.
Namun, beberapa saat kemudian Sugiarti mulai luluh. Ucapannya terdengar semakin tenang meski dia tampak masih geregetan. "Saya maafkan, pak polisi yang menjalani vonis, bukan saya, saya nggak bisa minta kamu ditembak atau apa," kata dia.
Sementara, ayah Italia, Feri sempat terpancing emosinya. Hal ini terlihat dari nada bicaranya yang meninggi. Begitu juga cara bicaranya yang cukup tidak beraturan.
"Lo orang lampung asli? gue juga orang lampung. Kalau saya mah abisin dah, di dor, bener, kalo lo balik lagi ke rumah gua, lo liat aja, udah gua siapin," kata Feri seraya menunjuk-nunjuk Sudirman.
Menanggapi hal itu, Sudirman semakin tertunduk. Dia hanya mengucapkan kata maaf berulang kali pada kedua orang tua Italia. Suaranya pun tetap penuh getar dan kepalanya semakin tertunduk. Penutup matanya tampak basah karena air matanya yang mengalir. "Maaf bu, maaf, teman saya bu beneran, bukan saya," kata Sudirman terisak.
Sudirman pun mengucap terima kasih pada polisi. Dia mengaku, sempat merasa takut karena rumah orang tua dan keluarga sudah didatangi polisi. Apalagi, rekannya Saiiful ditembak mati oleh polisi. "Terima kasih pak polisi, saya menyerahkan diri, saya tenang karena polisi menjamin keamanan saya di sini," kata dia.
Iriawan mengungkapkan, pertemuan ini merupakan akomodasi dari kepolisian untuk kedua orang tua Italia yang ingin bertemu pelaku yang masih hidup. "Sesuai dengan janji saya pada orang tua, 28 hari kami bisa ungkap yang pertama dua hari sebelum ini 26 hari adalah pelaku yang membonceng, yang melakukan penembakan," kata Iriawan.
Orang tua Italia pun menyerahkan proses hukum pada polisi. Mereka pun mengucap terima kasih pada polisi atas pengungkapan kasus yang menimpa anak mereka yang merupakan calon dokter gigi itu.
"Pokoknya seberatnya, anak saya udah gak ada lagi jadi saya gimana gitu, nangis tiap malem, liat fotonya, enggak tergantikan lagi gitu loh anak saya. Tiap malem saya mikirin dia," kata Sugiarti.
"Saya ucapkan makasih kepada jajaran polisi sudah berhasil menuntaskan kasus ini harapan kami semoga dihukum sesuai hukum yang berlaku," kata Feri menimpali.