Ahad 09 Jul 2017 17:20 WIB
Hukaman Pelecehan Seksual Belum Sesuai UU

Yohana: Hakim Belum Gunakan Perspektif Gender

 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengomentari kasus perkosaan di Bengkulu yang menimpa anak dibawah umur, Jakarta, Rabu (4/5). (Republika/Darmawan)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengomentari kasus perkosaan di Bengkulu yang menimpa anak dibawah umur, Jakarta, Rabu (4/5). (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, Manado -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan, hukuman yang dituntut jaksa atau diputuskan hakim untuk pelaku pelecehan seksual, masih belum sesuai undang-undang yang berlaku. hal itu terjadi, karena para jaksa atau hakim, belum menggunakan perspektif gender dalam memutuskan perkara pelecehan seksual.

"Memang kenyataannya banyak yang belum sesuai karena mereka masih memakai penilaian yang berbeda, misalnya pelaku harus dihukum 15 tahun penjara, tetapi setelah sampai putusan pelaku hanya dihukum tiga tahun atau satu tahun," kata Yohana, di Manado Sulut, Ahad (9/7)

Tak hanya itu, menurut dia, di beberapa daerah ada juga yang menggunakan secara adat dengan membayar sejumlah denda atau memediasi pelaku dengan korban pelecehan seksual.

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempaun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Vennetia Danes menilai, ringannya hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku pelecehan seksual karena jaksa masih menggunakan KUHP bukan undang-undang khusus yang telah disahkan pemerintah.

Padahal, pemerintah telah membuat berbagai peraturan khusus untuk melindungi perempuan dan anak seperti Undang Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak dan Perempuan. Dia mengatakan, hal ini menjadi perhatian kementeriannya untuk mengubah pandangan para penegak hukum agar memiliki perspektif gender dalam menangani masalah pelecehan seksual.

"Tahun lalu kami sudah laksanakan pelatihan kepada penegak hukum, tahun ini kami akan adakan lagi pelatihan yang sama dengan jumlah peserta yang lebih banyak agar mereka dapat memiliki perspektif yang sama dengan kami sehingga mereka dapat menjatuhkan hukuman yang tepat kepada pelaku," kata Vennetia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement