Kamis 06 Jul 2017 16:19 WIB

Pelapor Sebut Ada Paham Komunisme dalam Video Kaesang

Rep: Dea A. Soraya/ Red: Nur Aini
Kaesang
Foto: Screen capture Youtube
Kaesang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelapor Kaesang Pangarep ke polisi, Muhammad Hidayat menyebut video yang dibuat anak presiden tersebut mengandung unsur komunisme. Bahkan, dia menyebut video berjudul Papa Minta Proyek itu menggambarkan sentimen agama, khususnya kepada Islam.

Dia mengungkap alasan melaporkan video Kaesang, yaitu sebagai bentuk pemenuhan kewajiban sebagai warga negara untuk membantu kepolisian apabila menemukan perbuatan yang berpotensi melanggar hukum pidana. "Setelah melihat video, saya secara pribadi merasa ada muatan yang menyinggung Islam sehingga saya merasa terpanggil untuk melaporkannya," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (6/7).

Dia juga menilai isi video milik anak Presiden Joko Widodo itu bukan hanya video yang berisi guyonan semata, tetapi mengandung pola pikir Kaesang yang menggambarkan sentimen agama, khususnya kepada Islam. Hidayat juga menyebutkan beberapa video yang sempat menjadi viral, seperti video kampanye milik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan video 'Kau adalah Aku yang lain' milik Anto Galon, memiliki kesamaan dengan video Kaesang.

"Saya khawatir itu mereka (Video Kaesang, Anto, dan Ahok) bermuara kepada paham komunisme. Karena saya melihat ada paham komunisme yang tersamar dalam video itu," ujar Hidayat.

Hidayat mengaku tidak memandang pelaku sebagai anak presiden atau siapapun. Segala macam tindakan yang dia anggap tindakan melontarkan ujaran kebencian di media sosial adalah kejahatan yang harus diberangus. "Nggak terhitung kan ujaran kebencian di medsos itu, yang kalau kita mau lihat, kita kumpulin apakah di FB, IG, Youtube hampir 99 persen sasarannya Islam," katanya.

Sebelumnya, Muhammad Hidayat melaporkan Kaesang lantaran dugaan ujaran kebencian dan penodaan agama melalui media sosial. Pelapor menuduh Kaesang mengunggah video berujar kebencian dengan ucapan, "Mengadu-adu domba dan mengkafir-kafirkan, tidak mau mengingatkan, padahal sesama muslim karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar ndeso".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement