Selasa 04 Jul 2017 20:11 WIB

Warga Dilarang Mendekat ke Lokasi Jatuhnya Heli Basarnas

Tim gabungan (SAR, Polisi, TNI, dan relawan) melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Selasa (4/7). Diperkirakan proses evakuasi bangkai helikopter tersebut memakan waktu2-3 hari karena harus dipotong-potong dan medan yang sulit serta cuaca yang tidak menentu.
Foto: Anis Efizudin/Antara
Tim gabungan (SAR, Polisi, TNI, dan relawan) melakukan proses evakuasi helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Selasa (4/7). Diperkirakan proses evakuasi bangkai helikopter tersebut memakan waktu2-3 hari karena harus dipotong-potong dan medan yang sulit serta cuaca yang tidak menentu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Warga dilarang mendekat ke lokasi jatuhnya helikopter SAR AS-365 N3+ Dauphin HR-3602 milik Basarnas Jawa Tengah di kawasan perbukitan, Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jateng.

Warga dilarang mendekat ke lokasi jatuhnya pesawat agar tidak merusak tempat atau sebaran serpihan yang digunakan untuk penyelidikan, kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI Mar. Ivan Ahmad Riski Titus di Temanggung, Selasa (4/7).

Berdasarkan pantauan, jalan menuju lokasi jatuhnya helikopter tersebut dijaga sejumlah aparat agar warga tidak naik ke lokasi.

"Sebaran serpihan tersebut akan berguna untuk mengetahui bagaimana dampaknya dan arahnya hingga terjadi kecelakaan tersebut," katanya.

Perlu diketahui, katanya lagi, pesawat tersebut baru terbang sekitar 17 menit sehingga masih menyisakan banyak bahan bakar di lokasi tersebut.

"Kita tidak tahu di mana avturnya. Akan tetapi, baunya masih menyengat dan di sana masih ada sumber dari akumulator," ujarnya.

Menurutnya, kemarin saat kejadian kondisinya dingin. Namun, sekarang sudah panas dan dikhawatirkan akan membahayakan orang di sekitarnya.

Ia menuturkan bahwa tim gabungan belum bisa mengevakuasi bangkai pesawat pada hari Selasa karena harus menyelesaikan investigasi.

Menyinggung metode dalam evakuasi pesawat, dia mengatakan bahwa hal itu menunggu hasil rapat dari tim investigasi yang terdiri atas Basarnas, TNI AL, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement