Jumat 23 Jun 2017 05:41 WIB

Pengamat: Polisi akan Dihormati Jika Selesaikan Kasus Novel

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ani Nursalikah
Penyidik KPK Novel Baswedan usai keluar dari rumah sakit, Selasa (11/4).
Foto: AP
Penyidik KPK Novel Baswedan usai keluar dari rumah sakit, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian bertindak tegas, jika pernyataan Novel terkait adanya jenderal polisi terlibat dalam penyiraman air keras terhadap dirinya benar-benar terbukti. Jika Kapolri benar-benar bisa tegas dan objektif, maka akan mendapat penghormatan, tidak hanya dari masyarakat Indonesia, tapi juga masyarakat luar negeri.

"Jika memang terbukti ada oknum yang terlibat dalam kasus Novel, dan Kapolri bertindak tegas, itu akan dihormati oleh masyarakat Indonesia dan luar negeri. Karena objektif dia," kata Bambang saat dihubungi Republika.co.id, kamis (22/6).
 
Bambang menilai, pernyataan Novel terhadap Majalah Time terkait adanya indikasi jenderal polisi yang terlibat dalam penyiraman air keras terhadap dirinya, sebagai sesuatu yang wajar. Sebab, sebagai korban, Novel pasti merasa sakit hati jika kasus tersebut terbengkalai.
 
"Novel itu kan korban, matanya cacat lho. Korban pasti sakit hati dan ingin mendapat perlindungan. Apalagi lamanya penyelesaian kasus itu, karena enggak terbongkar-bongkar makanya dia (Novel) menyatakan itu," terang Bambang.
 
Seperti diketahui, penyidik senior KPK Novel Baswedan buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya.
 
Novel kemudian berharap polisi bisa segera menemukan pelakunya. Namun, sekitar dua bulan sejak peristiwa itu terjadi, polisi hingga kini belum menemukan pelakunya. Novel pun menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu.
 
Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat. "Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel kepada Time.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement