REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Keluarga AK alias AD, warga Kampung Babakan Sangkuriang, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung yang ditangkap Densus 88 Antiteror, Kamis (25/5) kemarin di jalan Moch Toha karena diduga terlibat dalam peristiwa bom bunuh diri Kampung Melayu tidak percaya yang bersangkutan terlibat kasus terorisme.
Mertua AK, Dedi Sunandi (52) mengaku kaget sekaligus tidak percaya jika menantunya terlibat dalam jaringan teroris. Sebab selama ini AK tidak pernah memperlihatkan gelagat mencurigakan. Apalagi hampir 80 persen aktivitas AK banyak di rumah.
"Kehidupan sehari harinya (AK) banyak dirumah. Jadi saya tidak yakin dan percaya dia terlibat jaringan teroris. Bahkan tidak pernah sampai meninggalkan rumah berminggu-minggu," ujarnya, Jumat (26/5).
Menurutnya, saat terjadi bom di Kampung Melayu, AK tengah bersamanya membahas bisnis dan imbauannya agar menghindari praktik riba. "Malam kejadian dia bareng saya, dan ngingetin menghindari riba," katanya.
Ia menuturkan, selama ini keseharian AK sibuk dengan urusan bisnis karpet. Selain itu, memang AK suka mengikuti pengajian. Namun, dirinya tidak tahu persis di mana AK biasa mengikuti pengajian.
Saat penggeledahan dilakukan, istri dan kedua anaknya tengah berada di rumahnya. "Istrinya ada, beberapa waktu lalu baru selesai operasi tumor. Dia syok dan kaget karena punya penyakit jantung. Sekarang biarin istrinya tenang," katanya.