REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme Indonesia, Al Chaidar membenarkan tragedi bom di Kampung Melayu adalah serangan simultan dari kelompok ISIS yang sebelumnya terjadi di Manchester dan Filipina. Menurut dia, teror bom tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menggetarkan negara-negara yang tidak mengakui sistem khilafah.
"Bisa dilihat dari beberapa chanel Telegram kelompok ISIS ya. Sekitar seminggu lalu, mereka menyatakan akan melakukan serangan simultan di Eropa, Filipina dan Indonesia. Dan ternyata benar terjadi," kata Chaidar saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (26/5).
Menurut dia, bom tersebut tidak ada kaitannya dengan wacana pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), karena justru HTI adalah lawan kelompok ISIS. Bom tersebut selain pernyataan eksistensi mereka, juga dilakukan sebagai cara mereka berjuang dan menafsirkan jihad.
Chaidar menyebut, kebanyakan masyarakat yang direkrut dalam kelompok teroris adalah masyarakat menegah ke bawah. Seperti pedagang, supir, dan lain-lain. Adapun cita-cita kelompok teroris itu sederhana, lanjut dia, yaitu ingin menjadikan negara Islam yang kaffah dan menganggap jihad tidak boleh terputus.
"Kan banyak kader-kader Al Qaeda yang lari untuk dibaiat oleh ISIS, karena Al Qaeda dinilai kurang agenda. Sedang jihad tidak bisa berhenti," kata Chaidar.