Sabtu 06 May 2017 00:16 WIB

Kemensos Luncurkan Go E-Warong di Solo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ilham
 Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementrian Sosial meluncurkan layanan Go e-warong di Pendopo Balai Kota Solo pada Jumat (5/5), sore. Go E-warong merupakan kelanjutan dari program e-warung yang merupakan sistem layanan penyaluran bantuan sosial berbasis nontunai untuk mencegah distribusi yang tak tepat sasaran.

Dengan Go E-warong atau layanan e-warung bergerak ini diharapkan jangkauan pendistribusian bantuan sosial dapat lebih luas. Kemensos bekerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank BNI memberikan sebanyak tiga unit kendaraan Go E-warong kepada Pemerintah Kota Solo, berupa kendaraan roda dua yang sudah dimodifikasi hingga dapat mengangkut kebutuhan-kebutuhan pokok untuk disalurkan kepada penerima.

“Dengan Go e-Warong ini kita ingin memberikan layanan kepada keluarga kurang mampu dengan maksimalisasi penjangkauannya. Mereka yang ada di rumah-rumah bisa dilayani secara nontunai dengan bantuan pangan yang akan dibawa dalam satu motor bergerak,” kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan layanan tersebut.

Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan, keluarga kurang mampu tak hanya akan mendapatkan bantuan pangan nontunai, namun juga dapat memilih sendiri jenis bantuan yang diinginkan sesuai kebutuhan. Pemerintah menyediakan beberapa bantuan berupa kebutuhan pokok seperti beras dengan jenis premium, medium, dan super. Selain itu, terdapat juga telur, gula, dan minyak goreng.

Dengan ini, Solo menjadi kota pertama yang mempunyai layanan Go e-warong. Sementara itu, Mensos mengatakan nantinya layanan Go e-Warong atau layanan e-warung bergerak itu juga akan ada di Kota dan Kabupaten lainnya. Masing-masing Kota /Kabupaten ditargetkan mempunyai 5 unit layanan e-warung bergerak.

Sementara itu, dia mengungkapkan, saat ini Bantuan Pengan Non Tunai (BPNT) telah dillaksanakan di 44 kota dengan 1,28 juta keluargga penerima manfaat. “Mungkin ada beras yang kekuning-kuningan, berkutu, berjamur, kita bertahap mengakhiri rezim itu dengan bantuan pangan nontunai,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement