Jumat 05 May 2017 12:40 WIB

Polisi dan TNI Amankan Aksi Simpatik 55

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andi Nur Aminah
Massa Aksi Simpatik 55 memadati Masjid Istiqlal, Jumat (5/5).
Foto: Republika/Mas Alamil Huda
Massa Aksi Simpatik 55 memadati Masjid Istiqlal, Jumat (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menerjunkan 4.544 personelnya untuk mengamankan Aksi Simpatik 55 yang digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jumlah itu terdiri atas berbagai satuan polisi. 

Pengamanan telah diterjunkan sejak Jumat (5/5) pagi yang dipimpin oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Suyudi. Suyudi menyebutkan pengamanan ini dilakukan pada titik-titik tertentu. 

"Titik titik pengamanan hari ini antara lain di Masjid Istiqlal, Mahkamah Agung, DPR RI dan obyek paling vital Istana Negara," kata dia di Jakarta, Jum'at (5/5).

Berdasarkan keterangan Polres Jakarta Pusat, pengamanan itu terdiri dari 2.230 personel yang didatangkan dari Mabes Polri. Rincian pengamanan dari Mabes Polri itu berasal dari Brimob DIY sebanyak 200 personel, Brimob Jabar 500 personel dan Brimob Jateng 500 personel. 

Sementara itu, pengamanan dari Polda Metro Jaya (PMJ) berjumlah 1.414 personel. Adapun rinciannya berasal dari Sabhara PMJ 390 personil, Sabhara Gasum PMJ 200 personel, Pam Obvit PMJ 50 personel. Sedangkan dari Krimsus PMJ 65 personel, Krimum PMJ 50 personel, Narkoba PMJ 30 personel dan Dokkes PMJ 34 personel. 

Lalu pengamanan dari Polwan PMJ sebanyak 100 personel, Lantas PMJ 480 personel dan Propam PMJ 15 personel. Sedangkan dari Polres Jakpus dan Polsek Jajaran sendiri menyiagakan 389 personel. 

Selain dari kepolisian, pengamanan juga dilakukan dengan bantuan TNI dan Pemadam Kebakaran (Damkar). TNI menyiagakan 504 personelnya. Sedangkan Damkar mengerahkan tujuh personelnya. 

Suyudi menuturkan, dalam pengamanan ini polisi akan melakukan tindakan khusus. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir massa yang mengarah ke Istana Negara. "Pelaksanaan pengamanan hari ini akan kita lakukan penyekatan-penyekatan untuk meminimalisir massa yang mengarah ke Istana dan Mahkamah Agung," ujar Suyudi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement