Senin 01 May 2017 18:38 WIB

Saat Berangkat, Korban Kecelakaan di Ciloto Seperti Ingin Pamit

Rep: Alfan Tiara Hilmi / Red: Ilham
TKP kecelakaan Ciloto.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
TKP kecelakaan Ciloto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan bus maut di Ciloto, Jawa Barat, Ahad (1/5), menelan 12 korban jiwa dan enam orang luka berat. Mimi Setiawati (48 tahun), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang menjadi salah seorang korban meninggal dalam insiden, meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi teman dekatnya, Marianah (41).

Marianah mengatakan, rekannya itu berperilaku aneh beberapa jam sebelum kecelakaan terjadi. Menurut Marianah, sebelum berangkat, Mimi bertingkah tidak biasa dengan mengajak dirinya berpelukan erat. Marianah yang berada di bus yang berbeda menyatakan, Mimi seperti ingin berpisah dengannya.

“Sebelum berangkat nggak biasanya dia pelukan sama saya pas mau naik bus. Saya kan sama dia beda mobil. Terus setelah pelukan, dia bilang sama saya, ‘yah Marianah, kita gak bisa ketemu lagi nih’ gitu katanya,” kata Marianah di kediamannya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (1/5).

Para penumpang bus tersebut adalah rombongan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Jakarta Selatan. Rombongan tersebut menuju tempat wisata Puncak, Jawa Barat dalam rangka perpisahan dan pembubaran panitia.

 

Menurut Marianah, Mimi juga terlihat tidak semangat untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan panitia KPPS Jakarta Selatan itu. Mimi kerap mengatakan kepada rekan-rekannya, dirinya tidak antusias dan ingin cepat-cepat pulang.

“Dia bilang sebelum berangkat, 'mau jalan-jalan tapi nggak semangat deh pengennya pulang saja' gitu katanya,” ujar Marianah.

Perasaan itu juga ia ekspresikan di status Black Berry Messanger (BBM) miliknya, satu jam sebelum kecelakaan terjadi. Status BBM tersebut juga menjadi perbincangan rekan-rekan Mimi. “Kan kecelakaan sekitar jam 11. Jadi jam 10 dia bikin status BBM. Bunyinya begini, “kayaknya mau jalan-jalannya males deh, pengennya pulang aja” gitu,” jelas Marianah.

Rekan Mimi yang lain, Mia (48) mengatakan, selain di BBM Mimi juga membuat status di jejaring sosial Facebook beberapa jam sebelum kecelakaan. Statusnya berisikan pesan yang seakan merindukan seseorang untuk bertemu.

“Di Facebook-nya ada kata-kata janggal. Bunyinya 'Baru aja berangkat, tapi kok aku udah kangen lagi ya sama kamu,' begitu,” ujar Mia.

Tetangga dekat Mimi, Bariah mengatakan, sahabatnya itu adalah pribadi yang aktif berorganisasi. Menurut Bariah, Mimi sosok yang hangat dan suka bergaul. Temannya tidak hanya tetangga di sekitar rumah, tetapi juga pejabat kota seperti wali kota dan camat. “Dia orangnya aktif sekali berorganisasi. Supel dan banyak temannya,” kata dia.

Bariah menyatakan, Mimi dan dirinya bagaikan dua sahabat kental yang tidak bisa dipisahkan. Dirinya mengaku heran mengapa pada saat itu Mimi berada di dalam bus yang berbeda dengan dia. “Biasanya kami bersama-sama berdua kalau di rombongan bus juga. Tetapi entah kenapa sekarang kami pisah. Itu sudah diatur sebenarnya oleh panitia jadi kami tidak berani melanggar,” jelasnya.

Suami Mimi, Rohmat Efendi menyatakan, akhir-akhir ini istrinya itu terlihat senang dan cerita setiap hari. Ia juga berpendapat, Mimi seperti malas mengikuti kegiatan liburan di puncak kemarin. “Dia itu empat hari ini orangnya senang-senang aja kelihatannya. Tetapi entah kenapa dia seperti nggak semangat saat mau berangkat ke puncak. Dia bilang nggak enak sama teman-temannya kalau tidak ikut,” kata Rohmat.

Rohmat menegaskan, tidak ada firasat apapun beberapa hari menjelang istrinya itu pergi untuk selama-lamanya. Meskipun begitu, dirinya merasa berat saat istri kesayangannya hendak pergi ke Puncak, Ahad kemarin. “Saya entah kenapa merasa berat saat dia mau pergi. Seperti merasa tidak ikhlas begitu,” kata Rohmat dengan nada sedih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement