REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh muda dari Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengkritisi dilakukannya kembali pergantian Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR. Doli menyebut pergantian pimpinan Badan Kelengkapan Dewan kali ini sudah beberapa kali dilakukan Partai Golkar kurang dari setahun selama kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto.
"Ini menunjukkan bahwa DPP belum memiliki visi yang tepat untuk diterjemahkan ke dalam peran kelembagaan legislatifnya di DPR," kata Doli melalui dalam keterangannya pada Selasa (18/4).
Tentunya, rotasi tersebut berpengaruh terhadap penampilan fraksi di DPR. Khususnya, tugas fraksi sebagai kepanjangan tangan partai dan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat secara umum.
Situasi tersebut bisa dianggap bahwa Golkar terlalu sibuk dengan urusan internalnya dibandingkan dengan urusan kepentingan rakyat. Selain itu, kembali ada rotasi menunjukan DPP belum juga menemukan komposisi yang tepat dan dipercaya dalam tugasnya di alat kelengkapan dewan.
"Ibarat sebuah tim sepak bola, manager belum mampu juga merumuskan visi permainan berdasarkan analisis pemetaan situasi faktor internal maupun eksternal, sehingga hampir setiap waktu dilakukan pergantian pemain, yang mengakibatkan tim bermain tanpa pola, skema, serta target yang jelas, berujung pada tidak terkendalinya permainan dan sering kebobolan," kata Doli.
Ia menambahkan, pergantian Ketua Fraksi yang dijabat Kahar Muzakir saat ini juga menunjukkan ada situasi yang tidak solid dalam tubuh internal Golkar. Hal ini karena ia menilai, Kabar dikenal sebagai orang terdekat dari Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.
"Jadi seperti ada guncangan dalam menghadapi berbagai dinamika yang berkembang akhir-akhir ini. Walaupun pergantian itu kewenangan DPP, bagi saya buat Setya Novanto harusnya lebih fokus saja untuk berpikir keras menyelamatkan partai dari mencuatnya dugaan kasus mega skandal korupsi KTP-el terhadap dirinya, daripada pergantian Ketua Fraksi," kata Doli.