REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi membenarkan kejadian penghinaan yang menimpa dirinya dan istrinya saat berada di Bandara Changi Singapura. Hal itu dilakukan oleh seorang mahasiswa Indonesia bernama Steven Hadisurya Sulistyo akibat kesalahpahaman dalam antrean.
"Memang benar terjadi kejadian tersebut," kata Zainul usai Shalat Jumat di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).
Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) itu menuturkan kondisi pada saat itu memang agak kurang nyaman mengingat banyaknya antrean. Hingga akhirnya terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya dihina dengan perkataan yang sangat tidak pantas.
Begitu mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, TGB hendak memproses hukum yang bersangkutan lantaran pelaku terus bersikukuh dan tersulut emosi. "Saya mau melapor karena awalnya tidak mau meminta maaf, tapi kemudian meminta maaf ya sudah saya maafkan," kata TGB.
TGB enggan meneruskan perkara tersebut usai yang bersangkutan menyampaikan permohonan maaf dan mengakui kesalahannya di Pos Polisi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dia meminta kepada warga NTB untuk tidak terpancing emosi dan mengedepankan keamanan dan ketertiban. "Tenang-tenanglah, jaga keamanan NTB," imbau TGB.
TGB bercerita, pada pekan lalu ia sempat berkhotbah tentang Quran Surat Al Hujurat ayat 13 tentang bagaimana perbedaan bangsa, suku, ras, bukan menjadi urusan manusia, melainkan ranah kekuasaan dari Allah SWT.
"Jadi tidak boleh ada rasisme dalam Islam atau kepada umat Islam. Saya yakini betul Islam merupakan umat yang sangat toleransi," TGB menegaskan.