Selasa 11 Apr 2017 06:52 WIB

Video Kampanye Ahok Djarot Dihapus, Netizen Bertanya

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Esthi Maharani
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp
Foto: Screenshot video kampanye yang diambil dari akun twitter Ahok Ba
Salah satu adegan dalam video kampanye yang diunggah akun twitter Ahok Basuki T Purnama @basuki_btp

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Akun Twitter milik Basuki Tjahaja Purnama sudah menghapus cuitannya tentang video kampanye Ahok-Djarot yang menuai kritikan tajam sejak kemarin. Menghilangnya konten video kampanye kontroversial itu pun mengundang pertanyaan dari para netizen.

Seperti cuitan dari @davidok7, "Baru sadar video itu udah dihapus dari kanal resmi Ahok. Hmm apa ini video dampaknya negatif?" kata David.

"@iskandarjet Salut ama mesin politik Ahok. Bikin video kampanye terus disebar, terus di-pin, terus dihapus. Kl akhirnya dihapus ngapain dibikin tong? Mikir!" kicau Isjet.

Ketua Komisi MUI Bidang Dakwah KH Cholil Nafis menilai, konten video tersebut dianggap tidak elegan. Kejadian pada 1998 yang digambarkan dalam video tim Ahok-Djarot tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah etnis dan keberagaman. Justru sebaiknya, kata dia, paslon tidak hanya menyebar slogan soal keberagaman, tetapi harus mampu merealisasikan nilai-nilai toleransi dan keberagaman melalui materi dan bentuk kampanyenya.

"Ia. Kasar ya video ini. Berpolitik yg mendidik aja lah. ini semua klaim pro kebinekaan. Tapi hanya kampanye," jawab Cholil kepada salah satu netizen yang bertanya di akun Twitter-nya @chollilnafis.

Video kampanye Ahok-Djarot yang berdurasi 5:33 menit dibuat untuk menceritakan keberagaman dan perlunya menjunjung kebinekaan Indonesia. Tanpa melihat ras, suku, dan agama tertentu. Namun, sayangnya, pada adegan awal video hingga detik ke-40 memperlihatkan adegan ibu dan anak yang merasa terancam, dengan massa aksi yang sedang demo.

Lalu, pada menit 2:55 adegan tersebut kembali diulang. Yang kemudian menunjukkan adegan orang-orang sedang melakukan aksi, berpakaian koko putih, memakai serban dan peci, serta membawa spanduk bertuliskan ‘Ganyang Cina'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement