Ahad 09 Apr 2017 22:11 WIB

Tim Anies-Sandi Sebut Pemprov Gagal Paham Soal Pengelolaan Dana CSR

CSR (ilustrasi).
Foto: indiacsr.in
CSR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta dikritik terkait dengan penggunaan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang digunakan untuk berbagai proyek infrastruktur sebagai bagian kontribusi atas koefisien lantai bangunan (KLB). "Pembiayaan dari sumber dana non-APBD, seperti lewat dana CSR yang dilakukan pihak swasta ini membuat Pemprov DKI terkesan tidak transparan dan akuntabel," kata Koordinator Sahabat Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anggawira, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (9/4).

Menurut Anggawira kebijakan Pemprov DKI tersebut dinilai gagal paham karena dana CSR tersebut seharusnya dapat diputuskan bersama pengunaanya dalam forum CSR dan masuk terlebih dulu dalam mekanisme APBD. Dia menyebutkan, proyek pembangunan ini seharusnya dilakukan lewat sebuah sistem tender, dengan mekanisme yang jelas guna menghindari penyalahgunaan dana.

"Artinya, hal-hal tersebut jangan dilakukan off budget. Untuk memenuhi unsur transparansi tentu lebih baik program pembangunan ini dikelola di dalam bujet, lewat proses tender, dengan mekanisme yang jelas," ucap Angga.

Anggawira menilai tindakan gubernur nonaktif DKI, Basuki Tjahaja Purnama yang meminta pihak swasta yang kena denda atas KLB untuk membangun simpang susun Semanggi merupakan sebuah kesalahan. Sebab, lanjutnya, menurut ketentuan yang berlaku, dana dari hasil pembayaran denda harus lebih dulu masuk sebagai pendapatan negara bukan pajak (PNBP).

"Pemprov DKI tentunya sangat memahami ketentuan tersebut. Namun, yang jadi pertanyaan kami saat ini adalah mengapa pembangunan proyek ini harus dilakukan di luar bujet," kata dia.

Untuk itu, ujar dia, seharusnya kebijakan tersebut dibahas terlebih dahulu bersama DPRD. Ia juga mengkritik dana serapan DKI Jakarta di bawah kepemimpinan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Ahok-Djarot yang dinilainya sangat lambat.

Karenanya, Anggawira meminta agar pemprov DKI lebih mencermati hal ini dan melihatnya secara komprehensif. "Pemprov DKI harus bisa menerima kritikan seperti ini dengan tangan terbuka, dan melihat hal ini secara komprehensif," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement