Selasa 04 Apr 2017 21:04 WIB

Hakim Cecar Ahok: Apa Hubungannya Ikan dengan Al-Maidah?

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memasuki ruang persidangan kasus dugaan penistaan agama oleh PN Jakarta Utara di Auditorium Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memasuki ruang persidangan kasus dugaan penistaan agama oleh PN Jakarta Utara di Auditorium Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini sidang lanjutan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memasuki sidang ke-17. Agenda sidang kali ini adalah pembuktian dari jaksa penuntut umum (JPU) dan penasihat hukum serta keterangan dari terdakwa. 

Saat sesi keterangan dari terdakwa, Ketua majelis hakim Dwiarso Budi Santiarto menanyakan ihwal hubungan antara budi daya ikan kerapu dan surah al-Maidah ayat 51 dalam pidato Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. "Maksudnya saudara itu apa? Ikan dengan al-Maidah itu apa hubungannya?" kata Dwiarso kepada Ahok di di Auditorium Kementerian Pertanian, Jalan Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).

Mendengar pertanyaan hakim, Ahok mengatakan, mengutip surat al-Maidah lantaran saat dirinya berpidato, seperti tidak mendapatkan tanggapan dari para ibu yang hadir dalam sosialisasi tersebut. Dia merasa ibu-ibu tidak antusias. Padahal, program yang sedang ditawarkan sangatlah menarik.

"Saya sampaikan berkali-kali keuntungan program ini, tapi warga kurang respons. Saya tebak-tebak, apakah karena uang. Terlintas ini angan-jangan kayak di Belitung, orang polos, karena dia pikir dalam pilkada, harus bayar budi nih kalau milih program," kata Ahok.

Akibat terlintasnya pemikiran tersebut, Ahok langsung mengira-ngira kurang responsnya warga sama seperti kejadian di Belitung. Padahal, ia ingin sekali warga mengambil program yang menguntungkan tersebut.

"Saudara katakan, jangan-jangan seperti di Belitung, apa itu? (Tentang) Panen Kerapu juga?" kata hakim.

"Bukan, selebaran menolak saya menjadi gubernur. (Pilkada) 2007," kata Ahok.

"Ya ini hubungannya apa? Saudara di sini ini (Kepulauan Seribu) bukan kampanye pilkada. Sedangkan di Belitung peristiwa Pilkada 2007 masalah al-Maidah itu. Gimana sambungkan di pikiran saudara itu?" tanya Dwiarso lagi.

Ahok langsung menjelaskan, pulau Belitung sangatlah kecil, sehingga antarwarga kenal satu sama lain. Bahkan, suatu waktu, pernah ada seorang ibu yang mengadu sangat suka dengan program Ahok, tapi tak bisa memilih Ahok lantaran berbeda agama.

"Dia bilang 'Mohon maaf Hok, ibu nggak pilih kamu', kenapa saya tanya, 'Ibu takut murtad, meninggalkan agama ibu'," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement