Senin 03 Apr 2017 08:56 WIB

BW Kenalkan Campuran Bahan Bakar Jet kepada Siswa SD

Salah satu kegiatan Kemah Keanekaragaman Hayati yang digelar di Bogor, Sabtu (1/4).
Foto: istimewa
Salah satu kegiatan Kemah Keanekaragaman Hayati yang digelar di Bogor, Sabtu (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 100 siswa sekolah dasar berburu energi sebagai bahan bakar jet di Sentul Eco Edu Tourism Forest, Bogor. Tak hanya itu, mereka juga ikut mencari keanekaragaman hayati di hutan yang menjadi kerja sama Indonesia dan Korea tersebut.

"Hutan memang menyimpan potensi sebagai sumber energi terbarukan," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), MS Sembiring di acara Kemah Keanekaragaman Hayati, Sabtu (1/4). 

Kegiatan kemah yang diselenggarakan di Eco Edu Tourism Forest ini merupakan bagian dari peringatan Hari Hutan Internasional (HHI) 2017 kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Yayasan Kehati.

Sesuai dengan tema HHI 2017, Hutan dan Energi, Kehati melalui gerakan anak muda Biodiversity Warriors (BW) mengajak lima sekolah dasar untuk mengenal hutan sebagai penyedia energi. 

Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders menyebutkan,hutan mampu menyerap dan menyimpan energi. Di dalam kayu atau ranting itulah hutan menyimpan energi. Sehingga disebutkan bahwa energi terbarukan itu dapat ditemukan pada ranting-ranting yang jatuh sebagai kayu bakar, biomassa, dan tumbuhan yang dapat dikonversi sebagai energi. 

BW meminta anak-anak untuk mengumpulkan dedaunan yang nantinya digunakan untuk menunjukkan bagaimana energi dari biomassa diperoleh. Mereka juga dikenalkan dengan tanaman kaliandra yang biasa dijadikan bahan bakar dalam bentuk pelet kayu. 

Di lokasi yang tidak jauh dari Jakarta tersebut, anak-anak dari SD Ricci II Bintaro, Sekolah Citra Alam Ciganjur, Sekolah Alam Indonesia Meruyung, Sekolah Alam Semut Semut Depok, dan SD Global Mandiri Cibubur ini diajak untuk melihat penyadapan getah pinus yang dapat menjadi campuran bahan bakar jet. 

Di beberapa titik, BW juga mengenalkan serangga, mamalia, tumbuhan, dan burung yang biasa ditemukan di hutan. "Tujuan pengenalan ini adalah membangkitkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya hutan dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Sehingga akan tumbuh kecintaan dan semangat untuk melestarikannya," kata Sembiring.

Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri (KLN) KLHK, Sri Murniningtyas mengatakan, kegiatan pendidikan konservasi keanekaragaman hayati ini juga sudah dilakukan pada peringatan HHI 2016. 

"Penting bagi generasi muda untuk mengetahui tentang fungsi hutan yang tidak hanya sebagai rumah keanekaragaman hayati saja. Tapi juga sebagai sumber energi baru dan terbarukan di masa depan," ujar Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement