Senin 20 Mar 2023 11:27 WIB

Kampanye Ajak Mahasiswa Peduli Orangutan Tapanuli yang Terancam Punah

Saat ini, jumlah populasi orangutan tapanuli sekitar 577-760 individu.

Roadshow mendukung kelestarian orangutan Tapanuli.
Foto: Dok Kehati
Roadshow mendukung kelestarian orangutan Tapanuli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Kehati bersama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (OIC) didukung The Body Shop Indonesia menggelar 'Roadshow Peduli Orangutan Tapanuli 2023' ke beberapa kampus di Indonesia. Berbeda dengan kampus sebelumnya di Universitas Sumatera Utara dan IPB University, kampus ketiga pada yang dikunjungi adalah Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

"Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara pada kampanye peduli orangutan tapanuli kali ini. Pengetahuan dan kemauan untuk terlibat pada konservasi satwa di Indonesia harus dimiliki oleh seluruh generasi muda dari berbagi lintas keilmuan dan jurusan. Tentunya mahasiswa UMN dapat berbuat banyak melalui kampanye digital dan program kewirausaan berkelanjutan," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos dalam siaran pers di Jakarta, Senin (20/3/2023).

Ketika dinobatkan sebagai jenis baru pada tahun 2017, orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang hidup di ekosistem Batang Toru, Sumatra Utara resmi menemani dua jenis orangutan yang sudah ada di Indonesia. Keduanya, yaitu orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus).

Namun, kondisi orangutan tapanuli menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) masuk ke dalam daftar satwa yang terancam punah (critically endangered). Dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan 2019-2029 menyatakan jumlah populasi orangutan tapanuli sekitar 577-760 individu, di habitat seluas 1.051,32 kilometer persegi yang tersebar di Blok Batang Toru Barat dan Blok Batang Toru Timur.

Deputy Head of Communication Science Department UMN, Irwan Fakhruddin mengatakan, kegiatan ini memberikan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa UMN. Dengan pengetahuan yang sudah didapat, sambung dia, mahasiswa ke depannya diharapkan dapat terlibat aktif dalam kampanye pelestarian orangutan tapanuli dan satwa lainnya di Indonesia.

"Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana membumikan pesan terkait konservasi terutama kepada khalayak sasaran Gen Z. Pesan ini harus dikemas dalam bahasa sederhana, membumi, relate dengan Gen Z, dan memberikan sensasi 'eksperiental' yang akan membuat mereka dengan sendirinya ikut ambil bagian dalam kampanye yang dijalankan," jelas Irwan.

Menurut Irwan, ilmu komunikasi menjadi kompetensi yang harus dimiliki dan menjadi kerangka dalam mengomunikasikan pesan saintifik, salah satunya pada program pelestarian orangutan tapanuli. Irwan meyakini, roadshow sangat bermanfaat bagi mahasiswa UMN dan menjadi langkah awal dalam mengambil peran sebagai pemecah masalah yang dapat memberikan dampak untuk kebaikan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement