Kamis 30 Mar 2017 21:27 WIB

Timsel Jawab Tudingan Anggota Bawaslu yang tak Lolos Seleksi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Panitia Seleksi KPU-Bawaslu Ramlan Surbakti menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Panitia Seleksi KPU-Bawaslu Ramlan Surbakti menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Seleksi komisioner KPU dan Bawaslu menjawab tudingan sejumlah anggota Komisi II DPR RI yang menilai adanya perbedaan perlakuan dalam seleksi terhadap calon komisioner dari pejawat komisioner KPU-Bawaslu saat ini. Hal ini menyusul tidak lolosnya semua calon yang berasal dari Bawaslu.

Anggota Timsel, Ramlan Surbakti membantah jika timsel dikatakan membeda-bedakan dalam menyeleksi para calon. "Pertanyaan mengenai semua calon dari Bawaslu kok ditolak, KPU diterima. Kami nggak membeda-bedakan," ujar Ramlan dalam rapat dengan Komisi II DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/3).

Ia menjelaskan, tidak lolosnya lima calon dari Bawaslu di sejumlah tahapan yang berbeda, yakni tiga orang di tahap kedua setelah proses seleksi administrasi. Dan dua lainnya tidak lolos pada saat ketiga, setelah dilakukan serangkaian tes termasuk salah satunya wawancara.

Namun ia enggan merinci faktor yang membuat para calon dari Bawaslu tersebut tidak lolos dalam serangkaian tes. "Saya tidak menyebut namanya siapa dan tidak memenuhi syarat di mana. Tapi jelas di sana paling banyak tidak memenuhi syarat pada tes tertulis kompetensi dan tes psikologi," kata Ramlan.

Ia pun menjelaskan, mengenai tes kompetensi sendiri ada lima pertanyaan yang isinya berbeda bagi anggota KPU dan Bawaslu. Selain itu proses penilaiannya juga dari pihak luar Timsel, namun dengan mengacu kisi-kisi jawaban yang disiapkan tim seleksi.

"Kenapa tiga penilai untuk satu jawaban karena untuk menjamin objektivitas," katanya.

Sementara, Ramlan enggan membuka alasan terkait pertanyaan segenap anggota Komisi II DPR atas tidak lolosnya Ketua Bawaslu RI, Muhammad sebagai calon Komisioner KPU. Ia menegaskan, tidak persoalan pribadi anggota Timsel khususnya dia, dengan Muhammad. Sehingga dasar pernyataan, tidak lolosnya Muhammad karena subjektif timsel pun tidak mendasar.

"Terus terang kami agak sukar menjawab misalnya soal Muhammad itu. bagi saya pribadi tidak ada masalah. Karena Muhammad ini, saya promotornya. Dia mahasiswa saya dulu. Jadi saya kenal banyak lah."

"Tapi kami tidak bisa membuka data yang kami miliki. Karena data yg kami terima dari instansi lain hanya untuk keperluan kami, tidak untuk keluar. Ini agak susah untuk kami buka semua, maupun tertutup. Kami harus dapat izin dari instansi yang memberikan itu," katanya.

Begitu pun soal tudingan bahwa tidak terpilihnya calon dari anggota Bawaslu lantaran pertanyaan berkaitan dukungan judicial review soal aturan konsultasi yang mengikat di UU Pilkada ke MK. "Kami memang bertanya kepada semua calon, intinya begini, untuk KPU peraturan yang itu berlaku bahwa konsultasi PKPU berdasarkan konsultasi mengikat itu kan berlaku untuk KPU juga untuk Bawaslu. KPU mengajukan permohonan ke MK bawaslu tidak. Karna itu sangat wajar kalau kami bertanya," kata Ramlan.

Sebelumnya, dalam rapat Komisi II DPR yang mengundang Timsel KPU dan Bawaslu, hampir semua anggota Komisi II DPR mencecar Timsel terkait tidak lolosnya calon dari Bawaslu RI. Anggota pun mempertanyakan mengapa calon dari KPU justru semuanya lolos, seorang diantaranya adalah Arteria Dahlan.

"Kenapa Bawaslu tidak ada yang lolos, tapi kalau KPU lolos semua. Di mana kesalahan fatal Bawaslu. Seolah-olah Bawaslu gagal total dalam Kepemiluan. Karena tidak ada satu pun Bawaslu yang lolos. Tolong sampaikan parameternya ukuran-ukurannya apa. Yang buat mereka nggak lolos," kata Arteria.

Hal sama diungkapan Ace Hasan Syadzily meminta agar Timsel mengungkap secara lengkap agar tidak terjadi kecurigaan-kecurigaan dalam proses seleksi.

"Bagaimana metode tes psikologinya. Lalu biar nggak ada kecurigaan dalam tes psikologi. Skornya seperti apa parameternya bagaimana," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement