Ahad 26 Mar 2017 02:30 WIB

Oknum Polisi Tembak Warga Sukabumi Pakai Airsoft Gun

Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dua oknum anggota Polres Cianjur, Jawa Barat berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda), menembak warga dengan menggunakan airsoft gun di wilayah Kabupaten Sukabumi setelah terlibat perkelahian.

"Kedua oknum anggpta Polri tersebut sudah diamankan Provost Polres Sukabumi Kota dan tengah dimintai keterangan," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus melalui siaran pers yang diterima pada Ahad (26/3) dini hari.

Informasi yang dihimpun, penembakan tersebut berawal saat kedua oknum anggota Polres Cianjur bernisial Bripda RMA dan RR melintas Kampung Kadugede, Desa Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.

Mereka yang pulang dari Cianjur dengan menggunakan sepeda motor terhalang kendaraannya oleh truk tronton yang tengah mengangkut pasir karena sopir tersebut tengah memberikan uang kepada warga yang tergabung dalam lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Diduga kesal dengan kondisi tersebut yang menyebabkan kemacetan, Bripda RMA langsung menegur dengan kata-kata kasar kepada anggota LSM tersebut, karena tidak terima salah seorang dari mereka yakni NR alias Coki (17) melawan anggota korps baju coklat tersebut.

Awalnya hanya cekcok mulut tetapi berujung perkelahian, bahkan warga yang mengatasnamakan LSM tersebut jumlah semakin banyak akibatnya RMA dan RR terkena pukulan. Diduga terdesak, RMA mengeluarkan senjata airsoft gun dan menembakan ke arah warga beberapa kali.

Sehingga mengakibatkan NR terkena tembakan di bagian pipi. Kondisi keamanan yang tidak semakin kondusif, kedua anggota tersebut langsung melarikan diri ke Polsek Sukalarang untuk menghindari kejaran warga.

"Informasi yang kami terima korban (NR) terkena tembakan di bagian dadanya, bukan di pipinya. Tetapi kasus ini masih dalam penyelidikan anggota Provost Polres Sukabumi Kota," tambahnya.

Yusri mengatakan kedua anggota polisi tersebut diduga terpaksa melakukan penembakan karena nyawanya terancam apalagi jumlah LSM yang menyerang mereka lebih banyak dan dalam keadaan mabuk. Maka dari itu untuk antisipasi adanya aksi susulan baik korban maupun anggotanya masih menjalani pemeriksaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement